Info Taklim

Himbauan Komunitas Kesehatan Muslim KISWAH Terkait Wabah Difteri 2017

Musibah penyakit difteri, Qaddarallah wa ma syaa fa’al, mendera publik dan pemerintah Indonesia di awal bulan Rabiul Awwal 1439 H/November tahun 2017. Status Kejadian Luar Biasa (KLB) diberlakukan di beberapa daerah di Indonesia.

Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa sampai dengan November 2017, ada 95 Kab/kota dari 20 provinsi melaporkan kasus Difteri. Sementara pada kurun waktu Oktober-November 2017 ada 11 provinsi yang melaporkan terjadinya KLB Difteri di wilayah kabupaten/kotanya, yaitu 1) Sumatera Barat, 2) Jawa Tengah, 3) Aceh, 4) Sumatera Selatan, 5) Sulawesi Selatan, 6) Kalimantan Timur, 7) Riau, 8) Banten, 9) DKI Jakarta, 10) Jawa Barat, dan 11) Jawa Timur

Sejak 1 Januari s.d 4 November 2017 telah ditemukan sebanyak 591 kasus Difteri dengan 32 kematian di 95 Kabupaten/Kota di 20 Provinsi di Indonesia.

Kekhawatiran dan kepanikan tidak hanya terjadi di provinsi tersebut, bahkan menjalar ke daerah-daerah lain di seluruh wilayah NKRI.

Pemerintah Pusat pun melalui Kementerian Kesehatan RI menginstruksikan semua pemerintah daerah untuk menjadikan penanganan penyakit difteri sebagai prioritas.

Berdasarkan identifikasi kasus yang terjadi, sebagian besar pasien yang terkena difteri tidak mendapatkan imunisasi (66% kasus), 31% kasus telah mendapatkan imunisasi, tetapi tidak lengkap, dan 3% kasus saja yang imunisasinya lengkap sesuai umurnya.

Perhatikan, 66% kasus akibat tidak mendapatkan Imunisasi.
Sedangkan 31% kasus sudah mendapatkan Imunisasi, namun Imunisasinya tidak lengkap.

Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria, dengan izin Allah bakteri tersebut sangat mudah menyebar/menular melalui udara, terutama saat batuk dan bersin. Penyakit ini dapat menimbulkan masalah lokal berupa sulit bernafas (karena sumbatan jalan nafas) dan sulit menelan, sampai dengan dampak dari penyebaran toksin (racun) yang dihasilkan bakteri. Toksin tersebut bisa menyebabkan kerusakan jantung, saraf, kelumpuhan, dan masalah pernafasan. bahkan, tidak jarang menimbulkan kematian. Biidznillah Ta’ala

Oleh karena itu, Komunitas Kesehatan Muslim “Kiswah” sebagai wadah praktisi kesehatan salafiyyin Indonesia, dengan bimbingan asatidzah menghimbau:

1. Senantiasa berdoa kepada Allah agar diberikan lingkungan/negeri yang aman dari segala hal, termasuk penyakit-penyakit berbahaya. Memohon kepada Allah penjagaan kesehatan dan kesembuhan dari berbagai penyakit yang menimpa. Ingatlah… Hanya Allah Ta’ala satu-satu-Nya yang bisa memberikan kesehatan kepada kita dan hanya Dia yang bisa menyembuhkan apabila kita sakit. Hanya kepada-Nya kita memohon dan bertawakkal.

2. Turut serta secara aktif membantu pemerintah terutama dalam kegiatan-kegiatan pencegahan di posyandu, baik berupa pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, peningkatan gizi balita, pemantauan tumbuh kembang, maupun imunisasi.

3. Selalu menjaga kebersihan diri, menutup mulut ketika batuk, menggunakan masker saat batuk-pilek dan rajin melakukan cuci tangan menggunakan sabun.

4. Membawa balita ke pusat kesehatan terdekat untuk melengkapi imunisasi yang tidak lengkap.
Terkhusus untuk pencegahan Difteri, maka IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) memberikan panduan kelengkapan imunisasinya sebagai berikut :
▪️sampai usia 1 tahun 3x mendapatkan DPT.
▪️usia 18-24 bulan, anak harus mendapatkan dosis DPT yang ke-4.
▪️ usia 5 tahun mendapatkan DPT yang ke-5 atau pernah mendapatkan DT di kelas 1-2 SD.
▪️ usia 10-12 tahun mendapatkan Td. (tetanus dan difteri) ke-6.
▪️sampai usia 19 tahun minimal mendapatkan DPT+DT+Td sebanyak 8x.

5. Mengajak saudara-saudara kita yang belum imunisasi atau tidak mau imunisasi untuk segera melakukan imunisasi dan melengkapinya.
Perlu disadari bahwa banyak bukti yang menunjukkan kebanyakan sumber penularan penyakit tersebut berasal dari anak/dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi, atau mendapatkan imunisasi tetapi tidak lengkap.
Hal ini juga menjadi bukti bahwa imunisasi insyaallah efektif dalam mencegah penyakit-penyakit menular berbahaya.

6. Segera memeriksakan ke dokter/pusat kesehatan terdekat jika terdapat keluhan
▪️ demam yang tidak begitu tinggi, 38°C*[
▪️ munculnya selaput di mulut atau tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan**
▪️ sakit waktu menelan
▪️ sesak napas dan atau suara mengorok

Wallahu a’lam bishshawab.

Semoga Allah melindungi kita semua.

ttd

dr. Andi Dwihantoro Sp.B, Sp.BA
(Ketua Komunitas Kesehatan Muslim “KISWAH” )

Mengetahui asatidzah pembina:
▪️ Ustadz Alfiyan
▪️ Ustadz Abdullah Nahar
▪️ Ustadz Abdul Jabbar
▪️ Ustadz Luqman Ba’abduh
▪️ Ustadz Qomar Su’aidi
▪️ Ustadz Ruwaifi’

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button