Fatawa

KAPAN KAUM MUKMININ AKAN MENANG DAN BERJAYA?

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz Rahimahullah mengatakan :

“Ketika Salafush Shalih melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, bersabar, dan jujur dalam berjihad melawan musuh-musuhnya, maka ALLAH MENOLONG dan MENGUATKAN MEREKA, serta Allah jadikan hasil akhir yang baik untuk mereka, dalam kondisi jumlah dan persenjataan mereka yang serba sedikit dan sebaliknya jumlah musuh yang sangat banyak. Sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla :

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِين[/sc_typo_arabic]

Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah : 249)

Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman,

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ[/sc_typo_arabic]

jika Allah menolong kalian, maka tidak ada yang bisa mengalahkan kalian; namun jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kalian (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (Ali ‘Imran : 160)

Ketika kondisi kaum muslimin berubah, berpecah belah, tidak istiqamah di atas petunjuk dari Rabb mereka, dan mayoritas mereka lebih mendahulukan hawa nafsunya, maka mereka tertimpa KEHINAAN, KERENDAHAN, dan DIKUASAI OLEH MUSUH.

Tidaklah itu terjadi kecuali karena sebab :
– dosa,
– maksiat
– perpecahan,
– perselisihan,
– munculnya SYIRIK, BID’AH, dan BERBAGAI KEMUNGKARAN di banyak negeri, dan
– tidak mau berhukum dengan syari’at Allah.

Sebagaimana Firman Allah Ta’ala :

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِم[/sc_typo_arabic]

“(siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.”

Allah Ta’ala juga berfirman,

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ[/sc_typo_arabic]

telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (ar-Ruum : 41).

Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah : (18/79)

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button