Manhaj

Metode Tahdzir dan Kitab-kitab Rudud (Bantahan) merupakan Penjagaan Terhadap Manhaj

Metode Tahdzir dan Kitab-kitab Rudud (Bantahan) merupakan Penjagaan Terhadap Manhaj

Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah berkata,

“Dulu manusia membaca kitab-kitab (yang  berisi) pemikiran-pemikiran menyimpang banyak sekali. Perpustakaan-perpustakaan dipenuhi dengan kitab-kitab sesat dan kitab-kitab bid’ah. Tidak ada seorang pun yang menjelaskan dengan metode tersebut.

Namun tatkala umat sudah mulai perhatian terhadap bimbingan al-Kitab dan as-Sunnah serta manhaj as-Salafus Shalih, mereka mendapati ada kitab-kitab yang mentahdzir umat dari bahaya bid’ah dan kesesatan. Maka para pembela dan pengusung kebatilan segera mengatakan, “Janganlah kalian sibuk dengan hal-hal seperti itu!  Janganlah kalian menyibukkan diri dengan hal-hal seperti itu! (Jangan menyibukkan membaca kitab-kitab bantahan terhadap bid’ah dan kesesatan, pen) Janganlah kalian meninggalkan ilmu!”

 

Ketahuilah, (kitab-kitab) bantahan (rudud) [1] tersebut termasuk ilmu. Dengannya bisa diketahui mana yang hidayah mana yang kesesatan. Diketahui mana yang baik mana yang jelek. Demi Allah, (kitab-kitab bantahan tersebut) termasuk ilmu yang menjaga. Sebagaimana Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Dulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan. Namun aku bertanya kepada beliau tentang kejelekan, karena khawatir kejelekan itu menemuiku.” Jadi seseorang harus mengenal kitab-kitab ahlul bid’ah dan kesesatan, yakni bagaimana metode kitab-kitab bid’ah yang engkau kritik tersebut.  Jika tidak, maka tidaklah tersesat banyak dari kaum muda kecuali ketika mereka kehilangan kitab-kitab yang melindungi mereka (dari bid’ah dan kesesatan). Sungguh kitab-kitab bantahan (rudud) itu padanya terdapat perlindungan terhadap syabab (kaum muda).

Aku mempermisalkan orang yang melakukan tarbiyah (pendidikan), namun tidak melakukan penjagaan (terhadap anak didiknya) dan tidak meletakkan perlindungan terhadap kaum muda, adalah seperti orang menanam kemudian di datangi oleh hewan-hewan, serangga, srigala, dll dan memakan habis tanaman tersebut. Jadi kalau tidak ada pagar, tidak ada perlindungan – yaitu tahdzir dari bahaya bid’ah – maka manusia akan binasa.

Oleh karena itu para salaf berhasil dengan kesuksesan yang sangat besar tatkala mereka menggunakan metode tahdzir terhadap ahlul bid’ah. Mereka berhasil sukses dalam menjaga (melindungi) sunnah dan jama’ah. Namun ketika pagar ini dihancurkan, dan semakin menipis perhatian terhadap penjagaan masyarakat sunny dari serangan ahlul bid’ah, maka ahlul bid’ah pun melancarkan serangannya dan berhasil menguasai mereka (masyarakat sunny). Sehingga tersebarlah pengkeramatan terhadap kuburan-kuburan, khurafat, … dll. Dulu di sini di negeri ini, terdapat penjagaan yang baik dari bahaya ahlul bid’ah. Kemudian mereka (ahlul bid’ah) mengenakan pakaian sunnah, sehingga berhasil menipu kami. Tatkala mereka melihat bahwa perlindungan tersebut sudah tiada lagi, maka merekapun mengambil para pemuda kita.

Kitab-kitab bantahan (rudud) tersebut, barangsiapa yang menginginkan kebaikan, maka sungguh – demi Allah – dia akan membacanya. Maka dengan itu dia akan mendapati di dalamnya pembeda antara yang haq dengan yang batil. Dan ketika itu dia akan mendapati perjagaan dan perlindungan dari penyakit-penyakit (bid’ah) tersebut. Sebagaimana kita memberikan kekebalan dan imunisasi pada bayi-bayi kita dari penyakit, sebagai wujud perhatian yang sangat besar (terhadap bayi-bayi kita). Demikian pula wajib atas kita memberikan perhatikan terhadap akal anak-anak kita. kita melindunginya dan menyampaikan tahdzir (peringatan) kepadanya, serta memberikan pemahaman kepadanya. Sehingga akalnya mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk.

(Majmu’ Kutub wa Rasa’il wa Fatawa asy-Syaikh Rabi’ XIV/282-283)


[1]  Yaitu kitab-kitab yang berisi bantahan terhadap kebatilan dan ahlul batil

Terbaru

2 Komentar

  1. Bismillah.
    Tidak sedikit manusia yang ketika dinasehat, tunduk dan mengiyakan. Namun tiada perubahan ke arah kebaikan selanjutnya. Tidak sedikit pula manusia yang ketika dinasihati, marah dan melawan, namun kemudian, walhamdulillah, mereka datang kepada hidayah. Hidayah memang milik Allah, Kita hanya memohon kepada Allah dan berusaha mendapatkan hidayah, kemudian tetap memohon dan berusaha istiqomah di atas hidayahnya. Ya Allah yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati ini di atas agamamu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button