AqidahFatawa

PALESTINA TIDAK BISA DIMERDEKAKAN KECUALI DENGAN CARA AL-FARUQ MEMERDEKAKANNYA

 Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah

 

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] إن الحمد للهنحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهدهالله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك لهوأشهد أن محمداً عبده ورسوله.   “ياأيها الذين آمنوا اتقواالله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون”. “يا أيها الناس اتقواربكمالذي خلقكم مننفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيراً ونساءًواتقواالله الذيتساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيباً”. “يا أيها الذينآمنوا اتقوا الله وقولوا قولاً سديداًيصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطعالله ورسوله فقد فاز فوزاعظيماً”. أمابعد، فإن أصدق الحديث كلام الله،وخير الهدي هدي محمد r وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعةوكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فيالنار.   [/sc_typo_arabic]

Marbahan terhadap anak-anak didik dan saudara-saudara kami dalam kesempatan pertemuan kali ini, yang kita memohon kepada Allah agar menjadikannya sebagai pertemuan yang penuh barakah.

Kita memohon kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala untuk kita dan untuk segenap kaum muslimin semuanya taufiq dan bimbingan-Nya untuk senantiasa berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya Shallahu ‘alaihi wa Sallam serta senantiasa berpegang teguh dengan tali (agama)-Nya. Karena sesungguhnya, demi Allah, tidak ada kebahagiaan dan kemuliaan bagi kaum muslimin kecuali apabila mereka berpegang teguh kepada tali Allah dan Sunnah Rasul-Nya Shallahu ‘alaihi wa Sallam.

Tidak ada solusi atas berbagai kerendahan dan kehinaan ini kecuali dengan cara kembali kepada Islam yang benar berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya Shallahu ‘alaihi wa Sallam.

Kalian tahu bahwa umat ini telah terpecah belah tercerai berai dan jelek, wal ‘iyyadzu billah (mohon perlindungan kepada Allah).

Hawa nafsu telah mencabik-cabik umat, maka turunlah hukuman yang pantas buat mereka, berupa berkuasanya musuh-musuh Allah atas mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Apa saja musibah yang menimpa kalian maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian).” [Asy-Syura : 30]

Dulu, pada sebagian tulisanku tentang nasehatku terhadap rakyat Palestina –sebagaimana telah kalian ketahui- bahwa : Demi Allah negeri Palestina tidak akan bisa dimerdekakan kecuali dengan apa negeri tersebut berhasil direbut (pertama kali), yaitu direbut dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah. Kini negeri tersebut tidak akan kembali (ke pangkuan muslimin) kecuali apabila penduduknya berpegang teguh kepada Al-Kitab dan As-Sunnah.

Pada keberangkatan ‘Umar bin Al-Khaththab Radhiyallah ‘anhu untuk membuka Baitul Maqdis, beliau berangkat bersama seorang anak kecil. Ketika ‘Umar tiba di Syam dan disambut oleh Abu ‘Ubaidah

Maka Abu ‘Ubaidah Radhiyallah ‘anhu berkata : “Wahai Amirul Mu`minin aku tidak ingin umat melihat engkau dalam kondisi seperti ini.”

Maka ‘Umar menjawab : “Wahai Abu ‘Ubaidah kalau seandainya bukan kamu yang mengucapkan ini. Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala memuliakan kita dengan Islam. Maka kalau kita mencari kemuliaan dari selain-Nya, niscaya Allah hinakan kita.”

Namun sekarang, orang-orang yang berjihad atau berperang di Palestina tidak mencari kemuliaan dari

Kitabullah,

dari Sunnah Rasul-Nya,

tidak pula dari Islam.

 

Justru mereka mencari dari Barat atau Timur,

dari orang-orang Nashara,

dari para Syi’ah Rafidhah,

dan lainnya.

Mereka berjalan di atas manhaj yang jauh dari Islam

Maka jihad mereka dilakukan dengan cara selain Islam!!

 

 

Sungguh para ‘ulama telah menasehati mereka

agar mereka mau kembali kepada Kitabullah

dan sunnah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam

serta mendidik diri mereka dan anak-anak mereka di atas bimbingan Kitabullah dan di atas bimbingan Sunnah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam

 

 

Namun sayang, ternyata tidak ada kehidupan pada pihak yang dipanggil.

 

Sehingga mereka tidak mau mempedulikan nash-nash Al-Qur`an dan As-Sunnah.

 

Tidak mau mempedulikan seruan-seruan para ‘ulama.

 

Maka engkau lihat mereka setiap hari mundur ke belakang dan sama sekali tidak melakukan sesuatu yang bermanfaat.

 

Sungguh Allah telah membuka berbagai negeri dan kerajaan yang sangat banyak dalam beberapa hari yang sangat singkat.

 

Yaitu hari-hari yang ketika itu jihad tegak di atas Kitabullah dan di atas Sunnah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam .

 

Pada hari-hari yang ketika itu tujuan utama jihad adalah meninggikan Kalimatullah ‘Azza wa Jalla.

Bukan untuk nasionalisme, bukan untuk kebangsaan, bukan untuk demokrasi, bukan pula berbagai syi’ar dan ideologi lainnya yang merusak dan sesat.

 

Maka rakyat Palestina tidak akan mencapai kemuliaan, kehormatan, dan kemenangan atas musuh-musuhnya kecuali apa bila mereka mau kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam.

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ، وَ أَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَ رَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ، وَ تَرَكْتُمُ الجِهَادَ، سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ عَنْكُمْ حَتىَّ تَرْجِعُوا إِلىَ دِيْنِكُمْ[/sc_typo_arabic]

Apabila kalian telah berjual beli dengan cara ‘inah [1]), dan kalian telah disibukkan dengan ekor-ekor sapi (peternakan), dan telah senang dengan bercocok tanam, dan juga kalian telah meninggalkan jihad, niscaya Allah akan timpakan pada kalian kehinaan kepada kalian, tidak akan Allah cabut kehinaan tersebut

hingga kalian kembali kepada agama kalian.

[HR. Abu Dawud] [2]).

Mereka mengatakan : Kami berjihad.

Namun jihad kalian ditegakkan di atas dasar apa?

Apa sarana dan jalan yang kalian tempuh?

Apakah jalan Islam yang disyari’atkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam jihad?

Ataukah jalan-jalan syaithan?

Yaitu jalan para nasionalis atau para komunis dan semisalnya?

Maka harus kembali kepada Kitabullah, jihad harus dalam rangka meninggikan Kalimatullah. Bukan karena nasionalisme atau yang lainnya.

Kalian mendengar kebaikan-kebaikan yang ditegakkan di atas dasar nasionalisme, di atas hawa nafsu, syi’ar-syi’ar, pikiran-pikiran, dan idielogi-idielogi yang sangat jauh dari Islam.

Maka didiklah diri-diri kalian wahai para pemuda di atas bimbingan Kitabullah dan di bimbingan sunnah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam, dan sebarkan manhaj ini di bumi Palestina semuanya dengan segenap kemampuanmu.

Maka pada hari ketika terwujud sambutan (atas manhaj tersebut) maka hari itu akan menjadi kabar gembira bahwa umat ini telah sadar dari mabuknya dan telah bangkit dari kematiannya. Hari yang kalian dapati telinga-telinga …..  kalian akan dapati bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi penduduk Palestina dan yang lainnya.

Tidak diragukan, bahwa terdapat banyak kabar gembira untuk penduduk Syam, bahwa mereka akan memerangi Dajjal, berjihad, dan merebut Konstantinopel Barakallahu fikum, serta akan tegak Daulah Islam yang benar di atas bimbingan Kitabullah dan di atas Sunnah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam, dan bumi akan terpenuhi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya bumi telah dipenuhi dari dengan kezhaliman. Barakallahu fikum.

Mungkin akan ada yang mengatakan : Ini Al-Mahdi.

Saya katakan : bahwa (kedatangan) Al-Mahdi perlu ada pendahuluannya.

Al-Mahdi harus mendapati umat dalam kondisi siap untuk berjihad dan lainnya yang ditegakkan di atas aqidah yang benar dan manhaj yang benar. Jika tiba-tiba datang Dajjal sementara masih akan membangun dari nol dan memulia dari nol maka kapan akan bisa melakukan itu semua?

Terlihat bahwa semangat yang ada sekarang, yaitu kecenderungan kepada Manha Salafy merupakan pendahuluan – Insya Allah – pada hari ini, yang kaum muslimin akan mendapatkan kemenangan padanya.

Aku nasehatkan dan aku sampaikan Firman Allah Tabara wa Ta’ala

“Sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah), kemudian mereka tiada memperoleh pelindung dan tidak (pula) penolong.

Sebagai suatu sunnatullah (yaitu hukum Allah yang telah ditetapkan) yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.” (al-Fath : 22-23)

 

Maka kamu lihat kondisi para “mujahidin” atau orang-orang yang menamakan diri sebagai mujahidin sekarang, kamu lihat justru merekalah yang mendur kebelakang, mereka sendirilah yang justru berperang di balik dinding … merekalah … merekalah …

Apa yang dengannya Allah mencela para musuh, ternyata kita dapati tidak pada para musuh tersebut. Justru malah itulah sifat para mujahidin pada hari ini. Jihad pengecut, khianat, dan jahat, bukan jihadnya orang-orang yang mulia dan cerdas.

Tujuan Islam yang benar, para mujahidin yang berjihad dengan jihad yang benar, oleh orang-orang yang beraqidah shahih, bermanhaj shahih, bertujuan dengan tujuan yang benar, Ini semua adalah sesuatu yang hilang (dari para mujahidin tersebut) maka bagaimana Allah akan menolong mereka terhadap musuh-musuhnya??

Bagaimana kita akan berhasil menghancurkan musuh-musuh itu dengan tangan kita sementara kondisi kita masih seperti ini?  yaitu masih berada di atas aqidah yang batil, dan manhaj yang sesat?

 Sumber http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=96772

  

 catatan : masih tersisa perkataan asy-Syaikh Rabi’ yang belum kami terjemahkan. Insya Allah akan kami lanjutkan

[1] Jual beli ‘inah adalah jual beli dengan cara riba. Contohnya si A menjual barang kepada si B dengan harga tertentu dan pembayaran dilakukan di belakang hari (kredit). Kemudian sebelum lunas pembayarannya, si A membeli kembali (dengan kontan) barang yang dia jual tersebut dari si B dengan harga yang lebih murah daripada harga yang ditetapkan ketika dia menjualnya. Kemudian nantinya si B harus rtetap membayar barang tersebut dengan harga semula walaupun barang tersebut sudah tidak lagi dimilikinya. (lihat Nailul Authar, V/250).

[2] HR. Abu Dawud no 3462, Ahmad II/28. Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani di Ash Shahihah no. 11.

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button