Fawaid

Sambutan dan Pujian Asy-Syaikh ‘Abdullah Al-Bukhari atas Daurah Nasional 1429 H/2008

SAMBUTAN DAN PUJIAN

ASY-SYAIKH ‘ABDULLAH BIN ‘ABDIRRAHIM AL-BUKHARI HAFIZHAHULLAH

terhadap Daurah Nasional Masyaikh Ahlus Sunnah

dan Tulisan Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Shalfiq Azh-Zhafiri

الحمد لله ربِّ العالمين والصلاة والسلام على نبيِّنا محمدٍ وآله وصحبه أجمعين، وبعد:

Semoga Allah membalas saudara kami Asy-Syaikh ‘Abdullah Azh-Zhafiri atas tulisan yang bermanfaat tersebut.

Kemudian aku katakan,

Pertama, Kita bersyukur kepada Allah atas bimbingan, taufiq, dan pertolongan-Nya dalam pelaksanaan Daurah Salafiyyah Mubarakah. Hanya bagi-Nya segala puji mulai awal mula hingga akhir.

Kedua, Kita berterima kasih kepada segenap asatidzah pengampu dan pelaksana Daurah, yang saya buktikan langsung tentang (sifat dan kondisi) mereka sebagai berikut :

  1. Semangat yang kuat untuk menyebarkan sunnah, yang senantiasa terbimbing dengan musyawarah bersama para masyaikh mereka hafizhahumullah.
  2. Perhatian besar dalam menyebarkan Dakwah Salafiyyah kepada kalangan awam. Ini sebenarnya merupakan permasalahan penting yang dilupakan oleh banyak orang. Maka benar jika dikatakan bahwa ikhwah (pengampu dan pelaksana Daurah) memiliki keseriusan yang mubarakah dan sudah terbukti dalam hal ini, di samping perhatian terhadap kalangan awam dari sisi sikap lembut dan cara muamalah yang baik dengan mereka.
  3. Menerima berbagai nasehat dan bimbingan para masyaikh terkait dengan pelaksanaan dakwah di negeri mereka.
  4. Antusias yang sangat besar untuk mengambil faidah dari para masyaikh. Ini merupakan hal telah aku saksikan dari mereka. Sering ketika aku duduk bersama ikhwah selepas dars (pelajaran), mereka menggunakan kesempatan tersebut untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan atau semisalnya. Maka aku pun menjawab. Suatu ketika Al-Akh Luqman berkata kepadaku, “Wahai Syaikh kami, kami berharap kalau seandainya jawaban-jawaban dan arahan-arahan ini direkam.”

Aku menjawab : “Kalau engkau minta dariku untuk mengulang, niscaya aku tidak akan ingat sekarang. Karena jawaban tersebut datang pada ketika itu dengan taufiq dari Allah. ‘Abdullah bin Al-Mu’taz berkata, -sebagaimana dalam kitab Al-Jami’ karya Al-Khathib – :

الفرصة سريعة الفوت بطيئة العودة

“Kesempatan sangat cepat berlalu, dan sangat sulit untuk bisa kembali.”

Maka ikhwah merasakan betapa meruginya. Kemudian, apabila kami duduk bersama mereka kali berikutnya, mereka bersegera meminta izin untuk merekam. Kata mereka, agar tidak terlewat kesempatan yang berharga.

Ketiga, Kemarahan para ahlul bid’ah dan para pembenci Dakwah Salafiyyah dengan adanya Daurah Mubarakah ini. Berapa kali sudah masa dan jumlah (Ahlus Sunnah) yang besar tersebut telah membuat mereka marah, demikian juga berbagai muhadharah dan pelajaran. Mereka telah berupaya melakukan berbagai tipu daya dan makar. “Allah adalah sebaik-baik pembalas makar.”

Maka terhadap mereka, dan yang bersikap seperti sikap mereka, aku katakan, “Wajib atas kalian untuk rujuk (kembali) kepada Al-Haq, dan bergabung bersama para pembela Al-Haq. Kalau kalian menolak dan menentang, maka kami katakan kepada kalian “Binasalah kalian dengan kemarahan kalian.” Dakwah Salafiyyah berjalan dengan karunia dan kemurahan dari Allah. Hanya bagi-Nya segala pujian dan kenikmatan, mulai awal hingga akhir.

Keempat, di antara yang juga aku saksikan langsung di masjid tempat dilaksanakannnya acara Daurah Umum, yang diterjemahkan secara langsung, adalah jumlah yang sangat besar dan banyak. Mereka datang dari berbagai penjuru Indonesia semuanya. Menempuh darat dan lautan untuk bisa sampai ke tempat tersebut, agar bisa menyaksikan kebaikan dan dakwah sunnah. Diiringi dengan antusias yang besar untuk mengambil faidah, mengumpulkan faidah tersebut, berdesak-desakan dalam rangka mendengar dengan penuh konsentrasi. Maka kami memohon kepada Allah agar membarakahi umur dan waktu mereka, dan menjadikan mereka mendapat manfaat dari ceramah/pelajaran yang telah mereka dengar.

Kelima, Adapun ikhwah yang hadir di Masjid dan Ma’had Al-Anshar, mereka sebagian besarnya adalah para penuntut ilmu. mereka juga memiliki semangat yang besar dalam berdakwah dan mengajarkan ilmu. Mereka juga datang dari berbagai penjuru Indonesia. Aku telah saksikan langsung juga dari mereka : antusias yang besar terhadap ilmu, mengambil faidah, dan mencatatnya, serta berlomba-lomba untuk mendengar (ilmu dan pelajaran). Di samping tidak melupakan untuk menyampaikan berbagai pertanyaan secara tertulis, yang menunjukkan atas adab dan antusias terhadap ilmu. maka kami memohon untuk mereka dengan untuk segenap ikhwah kebaikan dan kesuksesan di dua negeri (dunia dan akhirat).

Keenam, suatu yang tidak diragukan, bahwa di setiap tempat yang terdapat dakwah padanya pasti ada berbagai kendala/rintangan. Syaithan sangat bersemangat untuk menimbulkan permusuhan antar ikhwah. Maka termasuk karunia Allah kepadaku dan kepada saudara-saudaraku para masyaikh, serta segenap ikhwah di sana, terwujudnya ishlah antar sebagian ikhwah yang terlibat dalam dakwah di sana, dan jumlah mereka (para da’i yang berselisih) jumlahnya hanya sedikit, walhamdulillah. Mereka semua keluar dengan hati yang telah bersatu. Kami memohon kepada Allah untuk kami dan mereka serta untuk semua ikhwah kekokohan di atas Islam dan Sunnah.

Ketujuh, Ucapan yang hak aku katakan tentang Syaikhuna Al-‘Allamah Al-Muhaddits Al-Mujahid An-Nashih Al-Walid Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali ­hafizhahullah wa waffaqahu wa matta’a bihi. Ikhwah semuanya telah diarahkan dengan semangat yang besar dan tampak jelas oleh Syaikhuna hafizhahu Al-Maula, dan aku salah satu dari mereka. Sebelum keberangkatan safarku dari Bandara Jeddah menuju Jakarta, aku berbicara dengan Asy-Syaikh Rabi. Beliau mewasiatkan dengan banyak nasehat, di antaranya senantiasa mengupayakan jam’ul kalimah (menyatukan barisan) segenap ikhwah di atas al-Haq, saling bertautan antar kalian, dan berbagai nasehat bermanfaat lainnya. Ketika Al-Akh Asy-Syaikh Khalid Azh-Zhafiri meminta beliau untuk menyampaikan nasehat kepada ikhwah, beliau pun memenuhi permintaan tersebut Jazahullah Khairan. Beliau pun menyampaikan kepada pendengaran-pendengaran kami nasehat yang sangat indah dan bagus terkait saling berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran, semangat terhadap ilmu, sampai akhir nasehat beliau yang benar dan tepat. Kita memohon kepada Allah agar membarakahi umur dan ilmu syaikh kita. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan.

وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Ditulis oleh

‘Abdullah bin ‘Abdirrahim Al-Bukhari

28 Sya’ban 1429 H.

sumber http://www.salafy.or.id/modules/artikel2/artikel.php?id=1468

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button