Fawaid

Secercah Faidah dari Durus Ilmiah

Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami

Dalam penuturan Asy-Syaikh Khalid Azh-Zhafiri hafizhahullah

(kami cuplikkan faidah ini dari muqaddimah pelajaran Manzhumah Sullamul Wushul ila ‘Ilmil Ushul)

Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad bin ‘Ali Al-Hakami rahimahullah. Beliau adalah syaikh (guru) para masyaikh (para guru) kami. Di antara para murid beliau adalah Syaikhuna Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah, dan juga Syaikhuna Asy-Syaikh ‘Ali Al-Faqihi hafizhahullah, dan masih banyak lagi.

Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami, beliau mengajar di Ma’had Al-‘Ilmi di Shamithah, lulus dari tangan beliau sejumlah besar ‘ulama sunnah pada masa ini. Beliau dilahirkan tahun 1342 H. Tentang biografi beliau, terdapat dua karya tulis besar, masing-masing ditulis oleh Syaikhuna Zaid Al-Madkhali hafizhahullah dan ditulis oleh Asy-Syaikh Ahmad Al-Lusy Al-Madkhali.

Ketika telah sampai usia 7 tahun, beliau mulai belajar Al-Qur`an dan menghafalnya, belajar khath dan kitabah. Tatkala Asy-Syaikh ‘Abdullah Al-Qar’awi datang pada tahun 1358 H dalam rangka mendakwahkan tauhid dan menyebarkannya, karena memang pda masa itu di kawasan selatan Saudi ‘Arabia kesyirikan masih tersebar, baik berupa do’a kepada selain Allah, beribadah kepada selain Allah, kejahilan juga merajalela. Maka Asy-Syaikh ‘Abdullah Al-Qar’awi rahimahullah datang ke tengah-tengah negeri tersebut, sebagai seorang da’i ke jalan Allah di kawasan tersebut. Beliau pun berjalan dari satu kota ke kota lain, dari desa ke desa lain demi mendakwahkan tauhid. Hingga banyak orang yang belajar tauhid kepada beliau. Maka setiap tokoh dari kawasan selatan, yang mengajarkan tauhid, maka itu semua di antara hasil jerih payah Asy-Syaikh ‘Abdullah Al-Qar’awi hafizhahullah.

Di antara murid beliau adalah, Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami, Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi. Jika engkau melihat kepada hasil dakwahnya, dan bobot kualitas para muridnya, maka engkau akan tahu kedudukan agung imam yang mulia ini serta keseriusannya yang sangat besar. beliau seorang diri, datang ke kawasan selatan yang sangat luas, ternyata beliau -dengan karunia Allah- berhasil mencetak para ‘ulama  besar.

Hingga suatu hari, Asy-Syaikh Muhammad bin Ahmad Al-Hakami  — kakak   kandung  Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami. Saya (yakni Asy-Syaikh Khalid) sempat bertemu dengan beliau dan berziarah ke rumah beliau sebelum wafatnya – mengajak Asy-Syaikh ‘Abdullah Al-Qar’awi ke desanya. Maka bertemulah Asy-Syaikh ‘Abdullah Al-Qar’awi dengan Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami (kecil) dan Asy-Syaikh Muhammad Al-Hakami. Tatkala beliau tahu kecerdasan dan kekuatan hafalan Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami (kecil), maka beliau sangat berkeinganan agar Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami (kecil) datang ke tempat beliau di kota Ash-Shamithah. Pergilah Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami (kecil) ke tempat Asy-Syaikh ‘Abdullah Al-Qar’awi untuk belajar.

Ketika berusia 17 tahun, Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami rahimahullah menulis manzhumah Sullamul Wushul ili ‘Ilmil Wushul yang sekarang akan kita pelajari, yang kemudian beliau syarh (jelaskan) sendiri dalam 3 jilid besar. Perhatikan, ini merupakan kenikmatan dan keutamaan yang Allah anugerahkan kepada sang imam ini, sehingga beliau bisa mencapai kedudukan mulia ini dan mencapai ilmu yang luas  dalam usia yang masih sangat belia, 17 tahun. Beliau selesai menulis manzhumah ini pada 1362 H.

Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami sangat banyak terpengaruh dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dan Syaikhul Islam Ibnul Qayyim rahimahullah. Demikianlah, para ‘ulama sebagian mereka lulus dari yang lain, sebagian mereka mendapat faidah dari yang lain. Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami tidak lain hanyalah salah satu buah dari banyak buah ilmu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim. Demikian pula para murid Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami, mereka tidak lain adalah buah dari kesungguhan dan keseriusan ilmu Syaikh Islam dan Ibnul Qayyim dalam dakwah di jalan Allah ‘Azza wa Jalla.

Pada tahun 1374 H, dibuka pertama kali Ma’had Al-‘Ilmu di Ash-Shamithah. Asy-Syaikh Hafizh adalah mudir pertama ma’had tersebut.

Kekuatan dan Kecepatan Hafalan

Asy-Syaikh Hafizh memiliki kekuatan dan kecepatan hafalan yang sangat luar biasa. Di antara yang diceritakan kepada kami oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi tentang daya hafal Asy-Syaikh Hafizh. Suatu ketika Asy-Syaikh Hafizh pergi bersama kakaknya Asy-Syaikh Muhammad Al-Hakami ke kota Riyadh. Di sana bertemu dengan Asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq Hamzah rahimahullah – beliau salah satu ‘ulama Riyadh – tatkala mereka berdua menziarahi beliau, Asy-Syaikh Hafizh mendapati kitab Khalqu Af’alil ‘Ibad karya Al-Imam Al-Bukhari. Sementara pada masa itu, kitab masih sangat jarang dan sulit untuk mendapatkannya. Asy-Syaikh Hafizh berkata, “Saya menginginkan kitab ini.” Maka Asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq menjawab, “Saya tidak punya kecuali satu nuskhah saja.”  Maka Asy-Syaikh Hafizh mengatakan, “Kalau begitu pinjamkan kepada saya.” Asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq menjawab, “Baiklah, kembalikan besok waktu shubuh.”

Beliau meminjamnya pada sore hari, dan diminta mengembalikannya waktu shubuh. Asy-Syaikh Muhammad mengatakan, “Aku pun tidur, dan saya biarkan Asy-Syaikh Hafizh bersama kitabnya.” Esok harinya, pada waktu shubuh kami pun pergi menemui kembali Asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq Hamzah, dan kitab tersebut ada di tangan Asy-Syaikh Hafizh. Maka kitab tersebut dikembalikan kepada Asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq, “Ini kitab engkau wahai syaikh.” Asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq bertanya, “Apa yang engkau lakukan dengan kitab ini?” Asy-Syaikh Hafizh menjawab, “Saya telah membacanya, saya tulis, dan saya telah menghafalnya.” Perhatikan, membaca, menulis (menyalin), dan menghafalkannya dalam satu malam saja.

Dengan ilmunya yang luas ini, beliau (Asy-Syaikh Hafizh) wafat pada usia masih 35 tahun. Yaitu tatkala beliau pergi menunaikan ibadah haji tahun 1377 H, beliau tertimpa sakit. Beliau wafat di Makkah setelah menunaikan manasik haji. Allah menutup umur beliau dengan kebaikan.

Beliau dengan ilmunya yang luas, memiliki perhatian yang besar terhadap syair-syair. Beliau menulis manzhumah banyak sekali dalam segenap disiplin ilmu. dalam bidang ushul beliau menulis manzhumah, dalam bidang sirah, dalam bidang fiqh, dalam ilmu faraidh, dll

Asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah mengatakan, “Kalau seandainya Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami masih hidup, niscaya beliau adalah pewaris besar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim.”

Semoga Allah mengampuni dan merahmati Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami serta memasukkannya ke Jannah-Nya yang luas. Amin

Terbaru

4 Komentar

  1. Semoga Allah senantiasa menurunkan atas kita ulama-ulama seperti yang disebutkan hafidzohumullah.
    sehingga terjaga kemurnian agama Allah melalui perantaraan mereka

  2. Bismillah..
    Sungguh saya mencintai Al-Imam Al-Muhaddits Al-Faqih Asy-Syaikh Al-Fadhil Hafidz Al-Hakami rahimahullahu ta’ala..
    Dan saya mencintai orang2 yang mencintainya..
    Dan saya membenci orang2 yang membencinya..
    Allhu Akbar !!

    Abu Umar Al-Bandungi Al-Bankawy
    081320710071

  3. Subhanallah..!!
    Semoga ALLAH memberikan ampunan kepada mereka yang menjunjung tinggi dan menyebarkan agama yg lurus…!!
    Semoga ALLAH tetap menjaga mereka dari fitnah2.. Amiin..
    ALLAHU AKBAR..!!!!!!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button