Fawaid

Dauroh Nasional VII (6) : Memahami 4 Kaidah Penting

4 KAIDAH PENTING DALAM TAUHID

Bersama Asy-Syaikh Khalid Azh-Zhafiri hafizhahullah

Penerjemah : Al-Ustadz Usamah Mahri, Lc

Dengan memahami 4 kaidah ini, seorang muslim akan memahami dengan baik hakekat Tauhid dan hakekat Syirik, sekaligus mengerti akan kebatilan apa yang dilakukan oleh para pemuja kubur dan orang-orang musyrik di kuburan-kuburan atau di tempat-tempat keramat lainnya.

Download Suara pada link berikut :

http://www.4shared.com/file/Hi8aVmKb/04-Sesi_03-Syaikh_Khalid_Azh-Z.html

 

Di antara yang menarik dari muhadharah Asy-Syaikh Khalid kali ini, beliau menyampaikan persaksiannya – yang menyaksikan ini juga para masyaikh lainnya yang berkunjung ke Indonesia –  bahwasannya belum pernah beliau menyaksikan majelis yang dihadiri sekian banyak hadirin dan belum pernah menyaksikan antusias sangat tinggi terhadap ilmu dan belajar ilmu seperti di negeri ini, wajah-wajah yang penuh barokah, Insya Allah. Beliau mengatakan, tidaklah setiap tahun kami datang ke negeri ini kemudian pulang kecuali kami selalu ada kerinduan untuk bertemu antum semua pada tahun berikutnya. Kenyataan ini pulalah yang kami sampaikan kepada para ulama tentang keadaan ini, sehingga beliau-beliau pun menyampaikan salamnya kepada antum semua. Asy-Syaikh Robi’ bin Hadi hafizhahullah menyampaikan salam kepada antum semua.

Asy-Syaikh Khalid juga menyampaikan, bahwa semestinya dalam Dauroh Nasional tahun ini yang seharusnya yang menyampaikan muhadharah pertama kali adalah Asy-Syaikh Al-‘Allamah ‘Ubaid bin ‘Abdillah Al-Jabiri hafizhahullah. Beliau sangat antusias sekali untuk bisa mengunjungi antum, dan  beliau sangat bergembira ketika tahun ini beliau berkesempatan untuk benar-benar bisa mendatangi antum di negeri ini. Namun qaddarallah tiba-tiba datang halangan mendadak yang di luar perhitungan sehingga beliau terpaksa menunda keberangkatannya hingga hari Senin besok. Semoga Allah memudahkan kedatangan beliau ke negeri ini.

Asy-Syaikh Khalid bersaksi, bahwa Asy-Syaikh ‘Ubaid benar-benar bersedih dengan tertundanya keberangkatan beliau. Sampai-sampai beliau menelponku dan mendorongku — dan juga Asy-Syaikh ‘Abdullah Mar’i — untuk segera berangkat  lebih dulu. Asy-Syaikh Khalid menyatakan, bahwa sebenarnya beliau tidak layak menggantikan Asy-Syaikh ‘Ubaid.

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button