Fawaid

Permata Faidah dari Dauroh Asatidzah IX 1434 H (6)

HARUSKAH SETIAP MUSLIM BERPEGANG PADA SATU MADZHAB TERTENTU?

Muncul fenomena taqlid / fanatik madzhab di tengah-tengah kaum muslimin yang mengantarkan pada kemunduran umat. Demi Allah, sungguhnya baik al-Imam Abu Hanifah, al-Imam Malik, al-Imam asy-Syafi’i, maupun al-Imam Ahmad tidak ada seorang pun dari mereka yang mengajak/menyerukan umat untuk bertaqlid pada dirinya.

Lihatlah, al-Imam Malik datang setelah Abu Hanifah mengambil ilmu dari sebagian murid Abu Hanifah, namun beliau tidak bertaqlid pada Abu Hanifah. Asy-Syafi’i murid langsung al-Imam Malik, apakah beliau bertaqlid pada Malik? Tidak. Al-Imam Ahmad murid langsung al-Imam asy-Syafi’i, apakah beliau bertaqlid pada asy-Syafi’i? Tidak. Kalau para imam tersebut bertaqlid, niscaya tidak akan sampai kepada kita warisan agung nan mahal ini, yakni madzhab dan pendapat masing-masing para imam tersebut.

Namun ketika muncul orang-orang jumud, menyatakan bahwa pada masa itu pintu ijtihad sudah tertutup dan tidak boleh seorang pun untuk keluar dari madzhab yang empat. Seorang muslim wajib berpegang pada satu madzhab tertentu! Mereka menjadikan ini wajib. Jika ada seorang muslim beribadah berdasarkan dalil, maka mereka katakan sebagai orang yang main-main (dalam agamanya). Untuk ini mereka menulis kitab-kitab tentang kewajiban untuk berpegang pada satu madzhab tertentu atas setiap muslim! Bahkan mereka menolak dakwah salafiyyah!

Allahu akbar!! Dakwah Salafiyyah adalah manhaj Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ini adalah manhaj empat imam tersebut, yaitu tidak ada taqlid. “Apabila hadits itu shahih maka itu adalah madzhabku.”

Asy-Syaikh Muhammad Najib Ma’shumi al-Khujandi al-Bukhari   – beliau adalah syaikh para masyaikh kami, seorang ‘ulama Makkah, mudarris di Daril Hadits al-Khairiyyah sekaligus beliau salah satu pendirinya – beliau menulis risalah penting, “ar-Radd ‘ala ahlil Yaban” yang dicetak dengan judul, “Hal Yajib ‘alal Muslim Luzumul Madzhab Mu’ayyan?” (Apakah wajib atas setiap muslim berpegang pada satu madzhab tertentu?).

Alhasil, as-salafiyyah yang benar dan manhaj yang benar adalah tidak jumud pada satu madzhab tertentu. Adapun madzhab-madzhab maka itu adalah warisan ilmiyah yang sangat agung, mewariskan kepada kita ijtihad para ‘ulama kita. Wajib kita menghormati dan menghargainya. Namun kita tidak mengikuti kecuali apa yang shahih dan mencocoki dalil.

 Ada kitab yang ditulis oleh asy-Syaikh al-Albani, Shifat Shalat Nabi. Beliau meletakkan muqaddimah indah sekali. Beliau menukilkan ucapan-ucapan para imam madzhab dalam melarang umat dari bertaqlid terhadapnya.

(faidah yang aku catat dari pelajaran al-Muhimmat al-Awwaliyah fi al-Muqaddimat al-Fiqhiyyah bersama asy-Syaikh Hani bin Braik, Dhuha Kamis 22 Syawwal 1434 H/29 Agustus 2013 M. Semoga bermanfaat bagi semua)

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button