Nasehat

SEBAB-SEBAB DATANGNYA PERTOLONGAN ALLAH

SEBAB-SEBAB DATANGNYA PERTOLONGAN ALLAH

asy-Syaikh al-‘Allamah Zaid bin Muhammad al-Madkhali rahimahullah

PENDAHULUAN

Segala puji hanya bagi Allah yang berfirman,

{ وَمَا النَّصْرُ إِلاَّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ} [آل عمران: من الآية126]

Tidaklah pertolongan itu datang kecuali dari sisi Allah yang Maha Perkasa dan Bijaksana” (ali ‘Imran : 126 )

Shalawat dan Salam kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang bersabda,

((ونُصرتُ بالرعب مسيرة شهر)) …

“Aku ditolong (oleh Allah) dengan (diberikan) rasa gentar (pada hati musuh) sejak jarak sebulan perjalanan.”

Wahai ikhwah fillah, yang senantiasa menantikan datangnya pertolongan Allah kepada kalian, dalam mengahadapi hawa nafsu kalian yang selalu menyuruh kejelekan, dan dalam menghadapi setiap musuh yaitu para syaithan jin dan manusia; Tema muhadharahku adalah “SEBAB-SEBAB PERTOLONGAN”, diperuntukan bagi setiap yang mengharap Allah menolong dirinya, dan dia ingin membela agama-Nya yang agung dengan berpegang kepada agama dan mendakwahkannya di atas bashirah (ilmu), dan berjihad di jalan-Nya dengan hikmah, jujur, dan ikhlash dengan segala kemampuannya.

Wahai saudaraku kaum muslimin para mujahidin : Pertolongan dari Allah itu ada sebab-sebabnya yang wajib untuk ditempuh. Sangat harus atas para mujahidin yang mulia untuk senantiasa memiliki sifat sesuai sebab-sebab tersebut semaksimal kemampuan. Sekarang akan aku sebutkan sebagian sebab-sebab itu secara ringkas. Agar kalian menuliskannya dengan tinta qalbu kalian dan menghafalkannya dalam dada kalian agar tampak pengaruhnya dalam kehidupan nyata kalian.

SEBAB PERTAMA : Bersemangat untuk ikhlas karena Allah, dan selalu tepat dalam setiap amal ketaatan yang kalian kerjakan, baik yang zhahir maupun batin. Demikian juga dalam meninggalkan kemaksiatan. Sesungguhnya tidak diterima suatu amalan dari seorang hamba, baik berupa melaksanakan ketaatan atau meninggalkan kemaksiatan, kecuali apabila terwujud padanya tiga syarat :

Syarat Pertama : Amal tersebut harus BENAR/TEPAT sesuai dengan bimbingan yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dari sisi Rabb-nya.

Syarat Kedua : Harus ikhlas karena Allah.

Syarat Ketiga : Keyakinan (Aqidahnya) harus benar.

Di antara amalan, yang para hamba bertaqarrub kepada Allah denganya, adalah JIHAD FI SABILILLAH dalam rangka meninggikan kalimat Allah, dan meraih Jannah (Surga) dan keridhaan-Nya.

Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman,

{ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا} [الكهف: من الآية110].

Barangsiapa yang mengarap pertemuan dengan Rabb-nya maka hendaknya dia BERAMAL SHALIH dan TIDAK BERBUAT SYIRIK KEPADA SIAPAPUN DALAM BERIBADAH KEPADA RABB-NYA” (al-Kahfi : 110)

SEBAB KEDUA :

“Senantiasa berpegang teguh kepada TAQWA kepada Allah.

Ketaqwaan itu akan mengantarkan pemiliknya kepada : > niat yang baik > maksud yang selamat > serta mengajaknya untuk membersihkan diri/jiwanya dengan : makanan, minuman, pakaian, dan kendaraan yang baik.

Ketaqwaan juga akan menghalangi dia dari : > maksud yang jelek, dan >dari curang/mencuri harta ghanimah, yang menyebabkan datangnya hukuman di alam barzakh dan akhirat.

Tidak jauh ingatan kita dengan kisah si pengkhianat harta rampasan, yang mengambil jubah mantel besar tanpa izin, dan yang mengambil mutiara, dan juga kasus tali sandal dan dua tali sandal (yakni sebagaimana dalam hadits-hadits tentangnya, pen). Jadi, sebaik-baik bekal seorang muslim adalah TAQWA.

SEBAB KETIGA :

ISTIQOMAH di atas al-Haq, dalam hal ilmu, amal, dan berdakwah kepada al-Haq, serta berkorban demi membela al-Haq dengan jiwa dan harta, dengan (apa yang dimiliki) baik yang mahal maupun yang murah, demi menjalankan perintah Allah dalam firman-Nya:

{ قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ} [فصلت:6].

Katakanlah (wahai Muhammad), sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian, namun aku diberi wahyu bahwa hanya ilah kalian adalah ilah yang satu. Maka ISTIQOMAHLAH kalian menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Celakah bagi orang-orang musyrikin.” (Fushshilat : 6)

SEBAB KEEMPAT :

“BERPEGANG TEGUH secara menyeluruh dengan semua ajaran Islam, baik dalam aqidah, ibadah, muamalah, politik, maupun hukum, perang maupun damai, suluk dan akhlaq. Karena Islam adalah agama yang, tidak menerima pemisahan dalam amal, yaitu mau menerima sebagiannya dan menolak sebagian lainnya, sesuai dengan syahwat dan hawa nafsunya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

{ وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [آل عمران:85].

Barangsiapa yang menginginkan selain Islam sebagai agamanya, maka tidak akan diterima darinya, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali ‘Imran : 85)

Allah Tabaraka wa Ta’ala juga berfirman :

{أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ} [البقرة: من الآية85].

Apakah kalian mengimani sebagian al-Kitab dan mengingkari sebagian lainnya??! Tidaklah balasan mereka kecuali kehinaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka akan dikembalikan kepada adzab yang sangat pedih. Allah tidaklah lalai dari apa yang kalian kerjakan.” (al-Baqarah : 85)

SEBAB KELIMA:

TERUS MENERUS di atas Dzikrullah, yang Allah syari’atkan untuk kita agar : kita mendapatkan pujian dari-Nya di hadapan majelis yang suci dan tinggi (yakni di hadapan para malaikat, pen).

Sebagaimana firman Allah :

{ فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ} [البقرة:152]،

Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku (dzikir) niscaya Aku ingat pula kepada kalian, dan bersyukurlah kalian kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku.” (al-Baqarah : 152)

agar hati kita menjadi tenang :

{ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد: من الآية28]

Ketahuilah dengan dzikrullah hati menjadi tenang.” (ar-Ra’d : 28)

agar hati kita hidup dengannya dan berlipat ganda pahala kita, sebagaimana firman Allah :

{وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا} [الأحزاب: من الآية35]

Kaum pria yang banyak berdzikir (mengingat) Allah dan kaum wanita yang banyak berdzikir, Allah siapkan untuk mereka maghfirah dan pahala yang besar.” (al-Ahzab : 35).

Dzikir itu dilakukan dalam bentuk DO’A dan ISTIGHFAR, demikian pula dengan MEMBACA AL-QUR’AN, TASBIH, TAHMID, TAHLIL, dan TAKBIR. Dengan menyebutnya di dalam hati dan diucapkan oleh lisan. Sebagaimana firman Allah :

{يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً} [الأحزاب: 41-42].

Wahai orang-orang beriman, berdzikirlah (ingatlah) Allah dengan dzikir yang banyak. Bertasbihlah (sucikanlah) Dia pada waktu pagi dan sore.” (al-Ahzab : 41-42)

SEBAB KEENAM

KOKOH DI ATAS KESABARAN. Karena kesabaran termasuk di antara sebab TERKUAT untuk datangnya pertolongan Allah dalam menghadapi setiap musuh, baik musuh dari dalam maupun dari luar.

Allah telah memerintahkan untuk bersabar di banyak tempat dalam al-Qur`anul Karim.

Allah Ta’ala berfirman,

يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [آل عمران:200]

Wahai orang-orang beriman, bersabarlah kalian dan teruslah berupaya untuk sabar, bersiap siagalah kalian, serta bertaqwalah kepada Allah agar kalian beruntung.” (Ali ‘Imran : 200)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

{وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ} [البقرة: من الآية177]

dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam kondisi peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (al-Baqarah : 177)

SEBAB KETUJUH

BERHIAS DENGAN SIFAT JUJUR dalam semua urusan. Yang paling utama adalah JUJUR KEPADA ALLAH terkait perjanjian yang Dia tetapkan antara Dia dengan kaum mukminin, yaitu hendaknya mereka berjihad di jalan-Nya dengan JUJUR, SABAR, dan IKHLASH. Maka dengan itu mereka akan sukses meraih Jannah (surga) yang luasnya seluas langit dan bumi, disediakan untuk orang-orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Di dalam jannah tersebut terdapat hidup tanpa ada mati, sehat tanpa ada sakit, selalu muda tanpa ada tua, dan keridhaan dari Allah, tidak ada kemurkaan setelahnya.

SEBAB KEDELAPAN

PERHATIAN dan MEMENTINGKAN SYI’AR-SYI’AR TA’ABBUD (peribadahan). Yang terdepan adalah SHALAT. Meskipun tiba waktu shalat ketika berkecamuk peperangan, atau bertemu lawan, maka tetap WAJIB MELAKSANAKANNYA sesuai kemampuan. Karena dengan shalat itu akan tercapai kejayaan untuk Dienul Islam di muka bumi, di samping akan tercapai dengan shalat itu juga ketenangan hati dan badan. Orang yang rajin menegakkan shalat, akan terwujud untuknya kehidupan yang damai dan aman, mulia dan selamat.

SEBAB KESEMBILAN

KOKOH di tempat pertempuran, di medan perang, dan ketika berhadapan dengan pasukan (lawan). Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

{يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [الأنفال:45]،

Wahai orang-orang beriman, apabila kalian sudah berhadapan dengan lawan, maka kokohlah kalian. Dan banyaklah menyebut Allah (berdzikir) agar kalian beruntung.” (al-Anfal : 45)

Allah juga berfirman dalam memperingatkan dari perbuatan kabur dan lari dari pertempuran, karena akibatnya sangat jelek,

{يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا زَحْفًا فَلا تُوَلُّوهُمُ الأَدْبَار (15) وَمَنْ يُوَلِّهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إِلاَّ مُتَحَرِّفًا لِقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزًا إِلَى فِئَةٍ فَقَدْ بَاءَ بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ} [الأنفال:15-16].

Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur)!! Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. dan Amat buruklah tempat kembalinya.” (al-Anfal : 15 – 16)

SEBAB KESEPULUH

MENCINTAI SUNNAH-SUNNAH NABI (shallallahu alaihi wa sallam), baik berupa ucapan (sunnah qauliyyah) maupun perbuatan (sunnah fi’liyyah), dan berupaya BERAMAL untuk menghidupkannya. Dengan itu akan bisa diraih kecintaan dari Allah, pertolongan-Nya, bantuan-Nya, dan ridha-Nya.

Sebagaimana dalam hadits qudsi,

( ولا يزال عبدي يتقرب إلىَّ بالنوافل حتى أُحبَّه ) الحديث.

“Hamba-Ku terus bertaqarrub kepada-Ku dengan ibadah-ibadah nafilah, hingga Aku mencintainya.” (Hadits Qudsi, riwayat al-Bukhari)

SEBAB KESEBELAS

MENJAUHI MAKSIAT, dosa besar maupun dosa kecil, yang tersembunyi maupun tampak. Karena kemaksiatan merupakan sebab datangnya hukuman, cepat ataupun lambat.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

{ وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ} [الشورى:30].

Dan apa saja musibah yang menimpa kalian maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (asy-Syura : 30)

{ أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ } [آل عمران:165].

Dan mengapa ketika kalian ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kalian telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badr), kalian berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. ” (Ali ‘Imran : 165)

SEBAB KEDUA BELAS

PERCAYA KEPADA ALLAH SEPENUHNYA, dan BERTAWAKAL KEPADA-NYA. Dialah sang penolong, Dialah yang memberikan bantuan. Dialah yang di tangan-Nya kekuasaan segala sesuatu.

Allah Ta’ala berfirman,

{ وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كـُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ } [المائدة: من الآية23].

Hanya kepada Allah sajalah hendaknya kalian bertawakkal, apabila kalian memang orang-orang yang beriman.” (al-Maidah : 23)

Sungguh, barangsiapa bertawakkal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya Allah akan :

▪ mencukupinya, ▪ menolongnya, dan ▪ membelanya.

SEBAB KETIGA BELAS

Semangat yang besar untuk bertauladan dengan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam segala hal dari sunnah-sunnah beliau. Termasuk memilih waktu-waktu yang dulu Nabi senang berperang padanya. Seperti pagi hari, karena waktu pagi terdapat barakah pada amal. Kalau tidak, maka bisa juga setelah tergelincir matahari. Karena pada saat itu angin bertiup, dan turunlah ketenangan dan pertolongan.

SEBAB KEEMPAT BELAS

“Mengatur tentara Islam dengan aturan yang selaras dengan ajaran Islam,  teknik-teknik tempur, dan strategi perang, sesuai dengan kondisi zaman dan tempat.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

{ وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ } [الأنفال: من الآية60]

Persiapkanlah untuk menghadapi mereka (musuh)  kekuatan yang kalian mampu.” (al-Anfal : 60)

Kekuatan akan bermanfaat dengan izin Allah apabila di atur dengan tepat dan diletakkan pada tempatnya,  baik ketika tempur maupun damai.

SEBAB KELIMA BELAS

SERIUS DALAM MENGGARISKAN TARGET-TARGET PEPERANGAN, dari sisi waktu dan tempat, kuantitas dan kualitas. Sebagaimana hal ini dulu juga dilakuan oleh tentara terbaik pada masa Nubuwwah dan pada masa Khulafaur Rasyidin. Karena tindakan yang serampangan/sporadis tidak akan mewujudkan hasil yang diinginkan

SEBAB KEENAM BELAS

PENTINGNYA MUSYAWARAH selama memungkinkan, antara komandan dengan pasukannya. Kemudian segera mengambil pendapat yang dipandang tepat oleh para ahli perang dan strategi. Mengingat pentingnya sebab ini, Allah telah memerintahkan Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam firman-Nya :

{ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ } [آل عمران: من الآية159]

Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Apabila kamu telah berketetapan (mengambil keputusan) maka bertawakkallah kepada Allah.” (Ali ‘Imran : 159)

Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa bermusyawarah dengan para shahabatnya, dan mengambil yang paling tepat dari pendapat-pendapat mereka yang baik dan barakah, sebagaimana terjadi dalam perang Badr yang terkenal itu.

SEBAB KETUJUH BELAS

Wajib MENTAATI pimpinan (tertinggi) dan komandan dalam segala hal, padanya terdapat ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan ketaatan tersebut akan terwujud mashlahat untuk peperangan dan mencapai kemenangan.

Adapun keluar dari ketaatan, banyak berselisih, dan tidak ada keteraturan, adalah hal-hal yang menjadi sebab kelemahan dan kekalahan.

Allah Ta’ala berfirman :

{ وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ } [الأنفال: من الآية46].

Janganlah kalian saling berselisih, yang menyebabkan kalian lebih dan hilang kekuatan kalian.” (al-Anfal : 46)

SEBAB KEDELAPAN BELAS

Menunjukkan kekuatan dan kekokohan di hadapan musuh-musuh, dalam rangka menakut-nakuti mereka. Menyatakan secara terbuka bahwa tidak peduli dengan jumlah musuh, walaupun hal ini mengantarkan untuk bersikap pongah dan sombong di depan mereka.

SEBAB KESEMBILAN BELAS

Senantiasa tunduk kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya atas berbagai nikmat-Nya.

Di antaranya adalah nikmat kemenangan atas musuh dan mengalahkan mereka. Bukan congkak dan sombong, tapi memuji dan bersyukur kepada Allah.

Berlepas diri dari semua upaya dan kekuatan kecuali dari Allah, yang membela para wali-Nya — yaitu orang-orang yang bertaqwa – dengan pertolongan-Nya.

Allah berfirman dalam mengingatkan akan nikmat-Nya, “Bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tapi Allah yang melempar.” (al-Anfal : 17)

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Tidaklah pertolongan itu kecuali datang dari sisi Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.” (al-Anfal : 10)

Ini adalah pokok-pokok utama tentang “Sebab-Sebab Datangnya Pertolongan” yang Allah janjikan kepada orang-orang yang pantas menerimanya : “Allah pasti akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengganti kondisi mereka, setelah mereka dalam ketakutan menjadi aman.” (an-Nur : 55)

Sumber : http://www.sahab.net/home/?p=1532

Majmu’ah Manhajul Anbiya

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button