Manhaj

Benarkah al-Jarh wa at-Ta’dil sebab terpecah belahnya umat?

Pertanyaan : Benarkah al-Jarh wa at-Ta’dil termasuk penyebab terpecah belahnya umat?

[su_audio url=”http://ar.miraath.net/sites/default/files/fatawah/questions/kitab_us_sunnah_min_sunnan_abee_dawood_02_6.mp3″]

unduh-mp3

asy-Syaikh ‘Ubaid al-Jabiri hafizhahullah

Jawab :

Pemecahbelahan umat, ini merupakan misi yang dibawa oleh Syari’at ini. Terdapat keterangan dalam al-Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Al-Qur`an adalah Furqan, karena al-Qur`an memisahkan antara yang haq dan yang batil, antara hidayah (petunjuk) dan kesesatan, antara kekufuran dan keimanan.

Demikian pula as-Sunnah, memisahkan antara dua hal yang berlawanan: antara Sunnah dengan Bid’ah, petunjuk dan kesesatan, antara kufur dan iman, antara kebenaran dan kebatilan.

Dalam hadits yang shahih, dari shahabat Jabir yang diriwayatkan oleh al-Bukhari rahimahullah dalam Kitab al-I’tisham, haditsnya panjang, Malaikat mengatakan,

محمدٌ فرقٌ بين الناس

“Muhammad pemisah di tengah umat.”

Dalam riwayat lain dengan lafazh

فَرَّقَ بَيْنَ النَّاس

“Memecah belah umat.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Kedua lafazh tersebut tepat.”

Kedua lafazh tersebut haq. Tidaklah Allah mengutus para rasul , dan tidaklah Allah menurukan kepada para rasul itu wahyu-Nya kecuali dalam rangka memisahkan manusia. Sehingga terpisahkan dan terbedakan siapa yang dia itu berada di atas apa yang Allah kehendaki dari syari’at-Nya, dan siapa yang sesat dan menyesatkan.

Jadi, pernyataan tersebut (dalam pertanyaan, pen) merupakan ucapan bid’ah.

Al-Jarh wa at-Ta’dil termasuk dalam prinsip-prinsip as-Sunnah. Di-jarh (dicerca) orang yang memang berhak untuk di-jarh berdasarkan bukti, sebaliknya dipuji orang yang berhak mendapat pujian/rekomendasi. Barangsiapa yang ingin mengetahui lebih banyak permasalahan ini, silakan melihat kitab-kitab yang menjelaskan tentang biografi para tokoh. Sesungguhnya para imam Ahlus Sunnah memuji dan men-jarh.

Di sana ada sebuah perkataan yang sudah kami dengar setahun lalu atau dua tahun yang lalu, yakni belum lama. Yaitu ucapan yang mengatakan, bahwa al-Jarh wa at-Ta’dil itu khusus untuk khusus untuk para perawi hadits. PERNYATAAN INI KESALAHAN FATAL, dari seorang yang di atas sunnah dan menisbahkan dirinya kepada ilmu. Itu adalah bid’ah dari para penentang Ahlus Sunnah.

Para ‘ulama men-jarh para tokoh dengan jarh yang semestinya (tepat sesuai porsinya), padahal mereka itu bukan perawi hadits. Contonya, Jahm bin Shafwan, ‘Amr al-Jahit, dan selain mereka berdua masih banyak lagi.

Silakan merujuk ke kitab Siyar A’lam an-Nubala’ dan kitab-kitab al-jarh wa at-Ta’dil lainnya. Kalian akan tahu, bahwa pernyataan tersebut termasuk di antara talbis (perancuan dan pengaburan) oleh Iblis dan para syaithan.

http://ar.miraath.net/fatwah/9732

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button