Apabila Allah mengokohkan seseorang di atas agamanya yang haq, dan di atas manhaj Allah yang haq, di atas aqidah shahihah, maka ini adalah nikmat Allah. Maka janganlah ia tertipu dengan dirinya (lupa diri), bangga, dan congkak. Seharusnya dia merendah di hadapan Allah Rabbul ‘Alamin, dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat tersebut. Hendaknya dia memohon dengan sungguh-sungguh kepada-Nya agar Dia menjaga untuknya agamanya, menjauhkannya dari ketergelinciran dan penyimpangan. Subhanahu wa Ta’ala.
Janganlah dia tertipu (lupa diri), dan tidaklah merasa aman dari makar Allah kecuali orang-orang yang merugi. Maka setiap saat kita memohon kepada-Nya agar senantiasa mengokohkan hati kita.
[dari Muhadharah ats-Tsabat ‘ala as-Sunnah]