Nasehat

NASEHAT SANGAT BERHARGA DARI ASY-SYAIKH RABI’ BIN HADI AL-MADKHALI hafizhahullah TERKAIT SERANGAN IKHWANUL MUSLIMIN DI BENGHAZI LIBYA

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] بسم الله، والحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله صلى الله عليه وسلم.[/sc_typo_arabic]
[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] وبعد:[/sc_typo_arabic]

Saya wasiatkan diriku dan kaum muslimin secara umum, serta salafiyyun secara khusus, baik di Arab Saudi, Yaman, Libya, Maroko, Aljazair, India, Pakistan, dan negeri-negeri muslimin lainnya untuk : bertakwa kepada Allah Ta’ala ketika sendirian dan ketika di khalayak ramai. Hendaknya mereka berpegang teguh dengan jalan dan manhaj Rasulullah — shallahu alaihi wa sallam — dengan pemahaman salafus shalih

Aku nasehatkan kepada seluruh salafiyyun untuk saling mencintai, saling memaafkan di antara mereka, membuang semua perselisihan sejauh-jauhnya, dan menjahui sebab-sebab perselisihan, perpecahan, dan percekcokan, serta meninggalkan semua yang akan menghantarkan kepada sebab-sebab tersebut. Karena perpecahan akan melemahkan barisan salafi, dan menjadi sebab roboh dan hancurnya Dakwah Salafiyyah.

Allah Ta’ala berfirman (artinya) :

_”Berpegang teguhlah kalian semua dengan tali Allah dan janganlah kalian bercerai-berai“_

Allah Ta’ala memerintahkan untuk berpegang teguh, diikuti larangan dari berpecah belah.

Wajib bagi setiap salafiy untuk bertaqwa kepada Allah Ta’ala, dan meninggalkan semua perselisihan dan sebab-sebabnya. Serta bersatu menjadi satu barisan. Allah Ta’ala berfiman (artinya) :

_”Janganlah kalian berselisih sehingga kalian terkalahkan dan hilang kekuatan kalian“_

Perselisihan menghantarkan kepada kekalahan dan hilangnya kekuatan.

Wajib atas salafiyyun berdakwah kepada Allah Ta’ala — baik para masyayikhnya, para penuntut ilmu, dan para pemudanya — dengan pemahaman salaf.

Wajib bagi salafiyyun di Libya untuk membela agama Allah, dan menjaganya dari makar ikhwanul Muslimin dan lainnya.

Ikhwanul Muslimin adalah kelompok yang paling berbahaya bagi agama Islam sejak berdirinya dakwah Ikhwanul Muslimin. Mereka kelompok yang paling pendusta setelah Syi’ah Rafidhah. Pada mereka ada Wihdatul Adyan (penyatuan agama-agama), Wihdatul Wujud bahwa Allah ta’ala bersatu dengan makhluknya, dan Sekulerisme.

Mereka “mendirikan” negara di sejumlah negeri. Namun mereka TIDAK menerapkan Syari’at Islam, baik dalam permasalahan aqidah, tidak pula dalam masalah Hakimiyyah (Hukum) yang selama ini selalu mereka teriakkan yel-yel seputar itu sejak munculnya dakwah mereka. Mereka juga mengkafirkan para pemimpin yang tidak berhukum dengannya.

Apabila Ikhwanul muslimin menyerang Benghozi, seorang yang bernama as-Shadiq al-Ghiryani al-ikhwani, pengagung Sayyid Quthb dan yang mengarahkan para pemuda untuk membaca kitab-kitabnya yang dipenuhi dengan penyimpangan-penyimpangan yang berbahaya. Di antaranya :
– Mencela Rasul Allah dan yang Allah ajak langsung berbicara yaitu Nabi Musa alaihi-assalam,
– mencela sebagian sahabat yang mulia, dan
– berkeyakinan bersatunya Allah dengan makhluk-Nya, serta
– menolak sifat-sifat Allah.

al-Ghiryani inu mengancam Benghozi dengan peperangan. Tidaklah dia memeranginya melainkan untuk menyerang salafiyyun.

Wajib atas salafiyyun bersatu untuk mencegah permusuhan kelompok ikhwanul Muslimin. Janganlah mereka memberi kesempati bagi ikhwanul muslimin menguasai Benghozi.

Ikhwanul muslimin mereka memakai pakaian Islam, akan tetapi mereka lebih dahsyat permusuhannya terhadap salafiyyun dari pada Yahudi dan Nashrani. ISIS diasuh di Iran. Mereka adalah salah satu pecahan ikhwanul muslimin. Mereka orang yang paling keras permusuhannya terhadap salafiyyun, mereka mengkafirkannya dan membunuh salafiyyin.

Ditulis
Rabi’ bin Hadi al-Madkhali 28 Ramadhan 1437 H

http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=159721&p=733191#entry733191

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button