Nasehat

TERCELANYA SIKAP “TALAWWUN” DALAM AGAMA ALLAH, dan TAHDZIR DARI DUDUK DENGAN ORANG “MUTALAWWIN”

TERCELANYA SIKAP “TALAWWUN” DALAM AGAMA ALLAH, dan TAHDZIR DARI DUDUK DENGAN ORANG “MUTALAWWIN”

Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah

Wahai Saudara-saudaraku dan anak-anakku..

Tidak setiap orang yang berbicara bisa didengar ucapannya. Seorang yang berakal akan menyeleksi ucapan yang didengarnya, dan tidak menghafalnya kecuali yang terbaik dari ucapan yang dia dengar. Jika dia berbicara, maka dia mengucapkan kalimat terbaik dan terindah dari ucapan yang dihafalnya.

Jadi, wajib bagi setiap insan untuk memperhatikan dan berhati-hati, terkhusus di zaman ini.

Sesungguhnya ajakan-ajakan kepada kesesatan sangat banyak, Maha Suci Allah dan maha Agung, betapa miripnya malam ini dengan malam kemarin. Sesungguhnya sunnah itu adalah pintu-pintu yang saling berkaitan. Jika seseorang sepakat dengan kita dalam mengingkari khawarij akan tetapi menyelisihi kita dalam menyikapi murji’ah, maka DIA BUKAN seorang SUNNI. Jika dia sepakat dengan kita dalam menyikapi murji’ah akan tetapi dia membela khawarij, maka DIA JUGA BUKAN SUNNI. Jika dia sepakat dengan kita dalam ketaatan terhadap pemerintah kaum muslimin kemudian menyelisihi dalam hal loyalitas terhadap ahlu bid’ah, DIA BUKAN SUNNI. Jika dia sepakat dengan kita dalam semua perkara ini tetapi dia marah ketika ahlu bid’ah di bantah maka DIA BUKAN SUNNI.

Berhujjah itu hanyalah diterima dengan sesuatu yang tidak bisa digugat, yaitu ucapan manusia yang maksum, Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan sebelum itu, firman Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala. Adapun ucapan manusia maka setiap mereka bisa diambil ucapannya dan bisa ditolak, diambil ucapannya jika sesuai dengan al-haq dan ditolak kebatilan yang dia telah salah padanya.

Hendaklah diketahui bahwa :

prinsip al-Wala’ wa al-Bara’ TETAP BERLAKU-alhamdulillah– dan menjauhi pengekor hawa nafsu dan ahlu bid’ah serta membenci mereka, TETAP BERLAKU –alhamdulillah– walaupun mereka dari anak-anak kita. Menjelaskan al-haq yang mereka ada padanya dan menegakkan syari’at Allah Jalla wa ‘Ala TETAP ADA, walaupun terhadap anak-anak kita, maka dengan cara inilah PEMBELAAN terhadap agama Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Jika yang engkau inginkan adalah keridhaan Allah dan negeri akherat, maka WAJIB atasmu menegakkan syari’at Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam.

Jika yang kau inginkan adalah banyaknya pengikut, hal itu tidak bermanfaat untukmu sedikitpun. Sesungguhnya ada Nabi di hari kiamat kelak bersama beberapa gelintir pengikut. Ada pula Nabi yang hanya bersama satu atau dua orang pengikut, bahkan ada yang tidak memiliki pengikut seorangpun. Lalu, apakah ini bukti kalau mereka tidak baik dalam berdakwah? Demi Allah tidak demikian. Justru ini bukti RUSAKNYA para mad’u (umat yang didakwahi).

Jika engkau berdakwah (menyeru) kepada Kitabullah dan Sunnah RasulNya shalallahu alaihi wa sallam lalu tidak ada yang mengikuti seruanmu, maka tidak ada kewajiban bagimu kecuali hanya menyampaikan (dakwah tersebut, pen). Sungguh Allah telah berfirman kepada RasulNya:

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] وليس عليك هداهم[/sc_typo_arabic]

Artinya: “Bukanlah kewajibanmu memberikan hidayah mereka

Begitupula dalam firmanNya:

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] وما أنت بهادي العمي عن ضلالتهم إن تسمع إلا من يؤمن بئاياتنا فهم مسلمون[/sc_typo_arabic]

Artinya: “Engkau tidak akan bisa memberikan hidayah kepada orang yang buta dari kesesatannya. Engkau tidak bisa membuat orang mendengar kecuali yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka pasrah

Musibah dan bencana -sebagaimana yang telah aku sampaikan di awal tadi- sebenar-benar musibah adalah engkau menganggap perkara yang dahulu sebagai kemungkaran menjadi ma’ruf (kebaikan) dan sebaliknya, kau anggap perkara yang dahulu sebagai ma’ruf menjadi munkar. Kemarin kau memandangnya sebagai kebenaran dan Sunnah, sekarang engkau anggap sebagai perkara yang mungkar?!

Tuduhlah jiwamu, bertakwalah kepada Rabbmu, serta wajib bagimu untuk kembali kepada saudara-saudaramu yang berpegang teguh dengan Al-Haq dan Huda (Petunjuk, pen).

Perkara yang kemarin kau pandang sebagai kebatilan, sekarang kau anggap sebagai kebenaran????

Ini adalah problem besar. Kita memohon kepada Allah kekuatan, keselamatan, kekokohan yang berharga, serta perlindungan dari itu semua.

Tidak ada perkara yang PALING DIBENCI dan PALING JELEK melebihi sikap TALAWWUN (berwarna-warni, pen). Jika bersama dengan Ahlussunnah ucapannya demikian. Ketika jauh dari mereka (Ahlussunnah) ucapannya lain lagi.

Pergi ke Indonesia, Malaysia, Amerika, mengatakan seperti ini.
Kalau sudah di tengah-tengah mereka, tidak berkata seperti itu.
Karena dia mendengar, tahu, dan melihat bahwa orang di depannya akan menukil dan menyampaikannya kepada saudara-saudaranya Ahlussunnah, dan akan berteriak.
Kenapa??
Kalau dia keluar, ia mengatakan TIDAK ADA SURURIYAH.
Kalau datang ke dalam, dia DIAM.

Hendaknya ucapkan dengan terang-terangan!!!!,
Ucapkan dengan jelas, sehingga tersingkap jelas siapa dirimu dan supaya kamu dikenal.
Jadilah engkau orang yang memiliki satu wajah.
Aku peringatkan (tahdzir) kalian dari orang-orang seperti mereka. Aku peringatkan kalian wahai anak-anakku dari mereka dengan PERINGATAN YANG KERAS!!

Jangan ikuti mereka!!!
Jangan duduk bermajelis dengan mereka!!!
Demi Allah, sungguh mereka LEBIH mencelakakan kalian. Kalian tidak merasa setelah selang waktu lama, kecuali telah LUNTUR Wala’ wa Bara’ kalian.

Aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan Nama-nama-Nya yang indah dan Sifat-sifat-Nya yang tinggi supaya mengokohkan kami dan kalian di atas Sunnah sebagaimana Ia telah menunjukkan kita kepadanya. Juga semoga Allah mewafatkan kita di atasnya sebagaimana Ia telah menunjukkan kita kepadanya. Semoga Allah mengumpulkan kita bersama golongan Nabi-Nya shalallahu alaihi wa sallam sebagaimana Ia telah menunjukkan kita kepadanya. Semoga Allah meringankan beratnya cobaan berpegang teguh dengannya ketika kita diperangi karenanya. Semoga Allah membuat hati kita senang dengannya dan senang membaca keadaan golongannya yang terdahulu nan tak tergantikan radhiyallahu ‘anhum wa ardhahum.
Sebagaimana pula aku memohon kepada-Nya Jalla wa ‘Ala untuk memberi kami dan kalian rezeki Bashirah (Ilmu) Agama, pemahaman terhadap Agama, dan kekokohan di atas Al-Haq. Sesungguhnya Ia Maha Pemurah serta Pengasih.

Wa shalallahu wa sallama wa baraka ‘ala ‘abdihi wa rasulihi wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in.

Ini adalah kalimat nasehat Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah pada pertemuan kedua acara Al-Liqa’at As-Salafiyah di kota Madinah Nabawiyah.

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] جديد[/sc_typo_arabic]
[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] بغض التلون في دين الله والحذر من مجالسة اهله[/sc_typo_arabic]
[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] كلمة للشيخ محمد بن هادي المدخلي حفظه الله[/sc_typo_arabic]

http://ar.miraath.net/article/11259

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] مقال الدعوةالسلفية[/sc_typo_arabic]

Majmu’ah Manhajul Anbiya

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button