Rudud

TINJAUAN KRITIS atas Syubhat-Syubhat ‘Abdurrahman al-‘Adani

TINJAUAN KRITIS atas Syubhat-Syubhat ‘Abdurrahman al-‘Adani

Oleh asy-Syaikh Abu ‘Ammar ‘Ali al-Hudzaifi hafizhahullah
(diterjemahkan secara berseri)

Pada tanggal 5 Rabi’uts Tsani asy-Syaikh ‘Abdurrahman Mar’i mengeluarkan rekaman audio berjudul “wa Jaadilhum billati hiya ahsan” Di dalamnya dia menyebutkan banyak perkara, juga menyebutkan syubhat-syubhat baru dalam “bab al-Jarh wa at-Ta’dil”, yang itu semua perlu untuk dikritisi. Aku akan sebutkan syubhat-syubhat tersebut secara ringkas, disertai bantahan atasnya.
1. asy-Syaikh ‘Abdurrahman menyebutkan, bahwa di sana ada ikhwah yang dulu di atas kebaikan. Antara dia dengan mereka sebelumnya terdapat kedekatan, kasih sayang, dan kecintaan. Namun KONDISI MEREKA KEMUDIAN BERUBAH.

BANTAHAN :
Yang tampak dari ucapan tersebut, bahwa perubahan kondisi terjadi pada para ikhwah tersebut. Padahal kenyataannya TIDAKLAH DEMIKIAN. Justru perubahan itu terjadi pada markiz dan para pengampunya. Sungguh kami telah melihat banyak hal yang mengalami perubahan dari kondisi markiz sebelumnya. Hal-hal itu sangat membuat kami semua sedih. Sebelumnya kami berharap dari asy-Syaikh ‘Abdurrahman agar mau membuka dadanya untuk para pemberi nasehat – yang dia sendiri mengetahui bahwa mereka sangat mencintai dia – yang mungkin saja itu adalah kesalahan-kesalahan yang lewat begitu saja, yang terjadi dari kealpaan, maka kami pun akan menasehati dia sebagaimana hal ini sudah biasa kami lakukan sebelumnya. Namun ternyata itu adalah memang PERUBAHAN-PERUBAHAN, yang menunjukkan bahwa dia tidak mau mendengar kecuali dari pihak tertentu saja. Jadi, INILAH KONDISI DIA YANG SEBENARNYA. Dia berhak memilih apa yang dia maukan. Namun dia harus siap menanggung kecaman-kecaman akibat jalan yang ia pilih ini.¹]

2. asy-Syaikh ‘Abdurrahman menyebutkan bahwa “ash-habul manhaj” telah membuat kekacauan di Dammaj terhadap asy-Syaikh (Muqbil) rahimahullah, dan bahwa mereka telah melakukan kerusakan dan kejelekan.

BANTAHAN :
Tidak perlu mengulang penjelasan tentang kisah “ash-habul manhaj”. Kami telah menyebutkannya dengan mendetail pada kesempatan sebelumnya. Silakan dilihat kembali. (lihat terjemahannya di sini http://www.manhajul-anbiya.net/kisah-ash-habul-manhaj/, pen) Pendeskreditan “ash-habul manhaj” dan cibiran terhadap mereka dengan gelar tersebut, bukan dilakukan oleh asy-Syaikh (Muqbil) rahimahullah sebagaimana yang digambarkan oleh ‘Abdurrahman. Namun itu dilakukan oleh dua jenis ikhwah :

1. JENIS PERTAMA, ikhwah yang dulu bersama kami di Dammaj pada waktu itu, namun mereka merasa merinding atas kritikan terhadap kesalahan-kesalahan kelompok dan jum’iyyah. Itu bisa jadi karena mereka memiliki hubungan tersembunyi dengan jum’iyyah-jum’iyyah pada waktu itu, atau bisa jadi karena mereka terdidik dalam lingkungan Ikhwanul Muslimin, sehingga tidak bisa lepas dari kungkungannya.

2. JENIS KEDUA, ikhwah lainnya selain jenis pertama. Namun mereka ini selalu mengejek kami dengan kisah “manhaj” ini setiap kali kami berbeda dengan mereka dalam suatu hal.
Sangat disesalkan wahai Syaikh yang mulia (yakni Abdurahman al-‘Adeni), bahwa aku telah bergaul denganmu dalam waktu yang lama, namun ternyata engkau menyimpan (penilaian) dalam dirimu bahwa aku memiliki sejarah kelam dan terjadi pada diriku kekacauan dalam menuntut ilmu. Padahal aku melihat, bahwa kisahku di Dammaj adalah di antara sikapku yang paling mulia. Karena aku telah bersabar menghadapi perang sengit yang dilancarkan oleh ikhwah yang dulu bersama kami dalam menuntut ilmu, demi membela kebenaran. ²)

———————-
Catatan Kaki :
[1] Ikhwah berbicara kepadaku sejak awal permasalahan. Rabb-ku Ta’ala menjadi saksi, kemudian banyak pula dari ikhwah yang menjadi saksi bahwa aku ketika itu sering membela asy-Syaikh ‘Abdurrahman di banyak majelis. Ikhwah datang ke rumahku mengeluhkan banyak perkara. Maka aku nasehati dia untuk bersabar, sambil aku ingatkan mereka atas nikmat dan kebaikan yang mereka saat ini ada padanya. Hingga akhirnya MUNCUL BERBAGAI PERKARA YANG TIDAK MUNGKIN LAGI UNTUK BERSABAR ATASNYA. Akan ada penjelasan akan hal ini, insya Allah.

[2] Mayoritas ikhwah yang telah memberikan gangguan kepada kami, mereka diusir oleh asy-Syaikh Muqbil rahimahullah, lainnya lagi diusir setelah wafatnya asy-Syaikh Muqbil. Yang terbaik di antara mereka, adalah orang yang sekarang dalam kedudukan jauh lebih kecil dari apa yang kami duga terhadapnya.

bersambung, insya Allah
Sumber : http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=150310

WhatsApp Manhajul Anbiya

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button