Fawaid

Al-Fawaid al-Muntaqa (Faidah-Faidah Pilihan) Dari Durus Miratsul Anbiya

Al-Fawaid al-Muntaqa (Faidah-Faidah Pilihan) Dari Durus Miratsul Anbiya

Syarh Atsar ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, “MANUSIA ADA TIGA MACAM,

PERTAMA, Seorang ‘Alim (berilmu) rabbani. Dia adalah orang yang pandai mengatur dan memimpin manusia dalam pengajaran tentang agama mereka. Dia memulai (mengajari) mereka dengan (ilmu tentang) permasalahan-permasalahan yang shighar (mendasar), sebelum permasalahan-permasalah yang kibar (kompleks dan luas).

KEDUA, seorang yang belajar, dan dia berada di atas jalan keselamatan, cinta kepada kebaikan, berupaya melakukan tafaqquh (mempelajari dengan mendalam) agama Allah yang dengannya dia bisa mendapat bashirah (ilmu yang di atas keyakinan yang kokoh) dan mengamalkan apa diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, serta meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Orang (jenis) ini di atas jalan keselamatan, menempuh jalan keselamatan.

KETIGA, orang hina rendahan, pengikut setiap na’iq (orang yang berteriak). Siapa itu na’iq? Yaitu orang yang tampil di medan dakwah, menceburkan dirinya sehingga berani lancang berbicara tentang berbagai permasalahan, padahal dirinya tidak memiliki bekal fiqh (ilmu mendalam) tentang agama Allah sehingga dengannya dia pantas berbicara (tentang berbagai permasalahan tersebut). Jadi yang dia ucapkan itu hanya semata-mata kata-kata yang dipoles, ungkapan omong kosong, bahkan bisa jadi dia berucap dengan kekufuran-kekufuran. Namun para pengikutnya tidak bisa membedakan, karena memang mereka adalah orang-orang hina rendahan. Aku kira ini sebagai hukuman dari Allah terhadap mereka. Yaitu ketika mereka meninggalkan para ‘ulama rabbaniyyin, yang membimbing mereka tentang agama Allah berdasarkan AL-KITAB DAN AS-SUNNAH DI ATAS PEMAHAMAN SALAFUSH SHALIH dari kalangan para shahabat dan para pengikutnya yang baik.
Maka mereka (orang-orang hina rendahan) itu diberi musibah berupa orang-orang pemilik ucapan-ucapan indah tersebut.
Ini adalah dorongan dari beliau (‘Ali bin Abi Thalib) radhiyallahu ‘anhu agar kaum muslimin mau bersungguh-sungguh dalam menghormati para ‘ulamanya ar-rasikhin (yang kokoh mendalam ilmunya) an-Nashihin (yang senantiasa memberikan yang terbaik) kepada umat, tidak mengajarkan kepada umat kecuali ilmu yang dia pahami dari AL-KITAB dan AS-SUNNAH serta SIRAH (perjalanan) SALAFUSH SHALIH . wabillahi at-Taufiq

[asy-Syaikh ‘Ubaid bin ‘Abdillah al-Jabiri hafizhahullah]
Dipetik dari risalah Nawaqidhul Islam, Dars ke-4
(dari bithaqah terbitan ar.miraath.net)

WhatsApp Manhajul Anbiya

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button