Aqidah

MEMAHAMI “AL-ASMA’AL-HUSNA”

MEMAHAMI “AL-ASMA’AL-HUSNA”

1
[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”center”] الرحمن – الرحيم[/sc_typo_arabic]

AR-RAHMAN dan AR-RAHIM

(ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc)

Asy-Syaikh Muhammad Khalil Al-Harras mengatakan,
“Keduanya adalah nama yang mulia dari nama-nama Allah subhanahu wa ta’ala. Kedua nama ini menunjukkan bahwa Allah ‘Azza wa Jalla memiliki sifat rahmat, kasih sayang, yang merupakan sifat hakiki bagi Allah dan sesuai dengan kebesaran-Nya.”

Kedua nama Allah ‘Azza wa Jalla ini disebutkan dalam banyak ayat dan hadits Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam, diantaranya:

Dengan menyebut nama Allah ar-Rahman ar-Rahim.” (Al-Fatihah: 1)

ar-Rahman ar-Rahim.” (Al-Fatihah: 3)

Maknanya, menurut Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin,

“AR-RAHMAN artinya Yang memiliki rahmat, kasih sayang yang luas, karena wazan (bentuk kata) “fa’lan” dalam bahasa Arab menunjukkan makna luas dan penuh. Semisal dengan kata ‘Seorang lelaki ghadhbaan,’ artinya penuh kemarahan.

Sementara, AR-RAHIIM adalah nama Allah subhanahu wa ta’ala  yang memiliki makna kata kerja dari rahmat (yakni Yang merahmati, Yang mengasihi), karena wazan fa’iil (فَعيْلٌ) bermakna faa’il (فَاعِلٌ)) pelaksana, sehingga kata tersebut menunjukkan perbuatan (merahmati, mengasihi).

Oleh karena itu, paduan antara nama Ar-Rahman dan Ar-Rahim bermakna rahmat Allah ‘azza wa jalla itu luas dan kasih sayang-Nya akan sampai kepada makhluk-Nya.”

Adakah perbedaan antara nama Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahim?

Tentu ada sisi perbedaannya, karena setiap nama punya makna yang khusus. Berikut ini penjelasan sebagian ulama tentang perbedaan diantara keduanya.

Al-Arzami rahimahullah mengatakan: “Ar-Rahman artinya Yang Maha Pengasih terhadap seluruh makhluk, sedangkan Ar-Rahim artinya Yang Maha Pengasih terhadap kaum mukminin.” (Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari, Tafsir Basmalah)

Dengan demikian, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Ar-Rahman adalah yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu di dunia, karena bentuk kata/wazan fa’lan itu menunjukkan penuh dan banyak. Sedangkan Ar-Rahim, yang rahmat-Nya khusus terhadap kaum mukimin di akhirat.

Ibnul Qayyim memandang bahwa :
AR-RAHMAN menunjukkan sifat kasih sayang pada Dzat Allah (yakni Allah ‘Azza wa Jalla memiliki sifat kasih sayang), sedangkan AR-RAHIM menunjukkan bahwa sifat kasih sayang-Nya terkait dengan makhluk yang dikasihi-Nya.

Sehingga seakan-akan nama Ar-Rahman adalah sifat bagi-Nya, sedangkan nama Ar-Rahim mengandung perbuatan-Nya, yakni menunjukkan bahwa Dia memberi kasih sayang kepada makhluk-Nya dengan rahmat-Nya, jadi ini sifat perbuatan bagi-Nya.

Apabila Anda hendak memahami hal ini, perhatikanlah firman Allah:

Dan adalah Dia Maha Penyayang (Rahim) kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzab: 43)

Sesungguhnya Allah belas kasih lagi Penyayang (Rahim) kepada mereka.” (At-Taubah: 117)

(Pada ayat tersebut) Allah Subhanahu wa Ta’ala  tidak menyebutkan dengan nama Ar-Rahman sama sekali.

Dengan itu, Anda tahu bahwa :
makna Ar-Rahman adalah Yang memiliki sifat kasih sayang, dan makna Ar-Rahim adalah Yang mengasihi dengan kasih sayang-Nya. (Syarah Nuniyyah, Ahmad Isa)

Al-Harras mengatakan, ini adalah pendapat yang terbaik dalam membedakan kedua nama tersebut.

http://asysyariah.com/ar-rahman-dan-ar-rahim/

3

AS-SALAM

(ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc)

Di antara al-Asma’ul Husna adalah as-Salam (السَّلامُ).

Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala  ini tersebut dalam firman-Nya:

Dia-lah Allah yang tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, as-Salam (Yang Mahasejahtera), Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki segala keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (al-Hasyr: 23)

Nama ini juga tersebut dalam sebuah hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dari sahabat Tsauban radhiyallahu anhu

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاَثًا وَقَالَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. قَالَ الْوَلِيدُ: فَقُلْتُ لِلْأَوْزَاعِي: كَيْفَ الْاِسْتِغْفَارُ؟ قَالَ: تَقُولُ: أَسْتَغْفِرُ اللهَ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ.[/sc_typo_arabic]

Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika selesai dari shalatnya beristighfar tiga kali dan mengucapkan, “Ya Allah, Engkau-lah as-Salam dan dari-Mu-lah keselamatan. Mahabesar Engkau, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan!”

Al-Walid (salah satu perawi hadits ini) bertanya kepada al-Auza’i (gurunya), “Bagaimanakah cara beristighfar?” Ia berkata, “Engkau mengucapkan, ‘Astaghfirullah, astaghfirullah! (Aku mohon ampun kepada Allah , aku mohon ampun kepada Allah l!)’.” (Shahih, HR. Muslim)

Makna “as-Salam”

Ibnu Qutaibah rahimahullah mengatakan, “Dia menamai Diri-Nya dengan as-Salam karena Dia selamat dan bebas dari aib, kekurangan, kehancuran, serta kematian yang mengenai makhluk-Nya.” (Gharibul Qur’an)

Al-Khaththabi rahimahullah mengatakan, “As-Salam adalah sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu yang selamat dari segala aib, serta bebas dari segala kejelekan dan kekurangan yang dapat menimpa makhluk.” (Sya’nud Du’a)

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan ketika menjelaskan ayat di atas, “As-Salam yakni yang selamat dari segala cacat dan kekurangan karena kesempurnaan-Nya dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya.”

As-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Al-Quddus, as-Salam yakni yang diagungkan, yang suci dari seluruh kekurangan dan keserupaan makhluk terhadap-Nya, serta yang suci dari siapa pun yang akan mendekati atau menyamainya pada salah satu sisi kesempurnaan-Nya.”

Jadi, nama Allah “al-Quddus” dan “as-Salam” berarti kesucian Allah Ta’ala dari kekurangan pada segala sisi. Keduanya mengandung kesempurnaan yang paripurna dari segala sisi karena jika kekurangan itu tidak ada, berarti tetaplah kesempurnaan seluruhnya. Dengan demikian, Dialah yang Mahasuci, Mahabesar, yang suci dari segala kejelekan serta yang terbebas dari penyerupaan dengan makhluk, kekurangan, dan segala yang bertolak belakang dengan kesempurnaan-Nya. Inilah patokan tentang apa yang Allah suci darinya. Ia suci dari segala kekurangan dari sisi mana pun. Ia suci dan agung dari adanya penyerupaan, tandingan, atau lawan bagi-Nya. Ia suci pula dari kekurangan dalam hal sifat-sifat-Nya yang merupakan sifat yang paling sempurna, paling agung, dan paling luas.

Di antara kesempurnaan penyucian-Nya adalah penetapan sifat kesombongan dan keagungan bagi-Nya karena penyucian tersebut dimaksudkan untuk hal yang lain.

Penetapan sifat kesombongan dan keagungan bagi Allah dimaksudkan untuk menjaga kesempurnaan-Nya dari berbagai sangkaan yang jelek, semacam sangkaan jahiliah yang mengalamatkan kepada diri-Nya sangkaan-sangkaan jelek yang tidak pantas bagi kebesaran-Nya. Jika seorang hamba mengucapkan pujian kepada Allah Ta’ala, “Subhanallah” (Mahasuci Allah), “Taqaddasallah” (Mahasuci Allah), atau “Ta’alallah” (Mahatinggi Allah) berarti dia sedang memuji-Nya dengan kesucian-Nya dari segala kekurangan, dengan segala kesempurnaan. (Tafsir Asma’illah)

Buah Mengimani Nama Allah “as-Salam”

Dengan mengimani nama Allah “as-Salam”, kita mengetahui kebesaran Allah ‘Azza wa Jalla dan kesucian-Nya. Allah suci dari segala kekurangan dan cacat, sebagaimana halnya Ia suci dari serikat dan tandingan.

Keyakinan ini membuat kita semakin mantap dalam beribadah kepada-Nya karena Rabb yang kita ibadahi adalah Rabb Yang Mahasempurna, tiada kekurangan-Nya sedikit pun. Dengan demikian, segala pinta dan harapan kita dalam tawakal dan doa tidak akan sia-sia. Dia pasti memenuhi janji-Nya dan Mahakuasa untuk memenuhinya karena Dia Mahakaya dan Mahamampu.

Maka dari itu, ibadahilah Dia satu-satu-Nya, tentu ibadah kita takkan sia-sia. Tinggalkan semua sesembahan selain-Nya, karena selain-Nya tidak ada yang memiliki kesempurnaan seperti yang dimiliki-Nya, yang ada justru berbagai kekurangan.

http://asysyariah.com/assalam/

Majmu’ah Manhajul Anbiya

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button