Aqidah

KEUTAMAAN MEMPELAJARI NAMA-NAMA ALLAH DAN SHIFAT-SHIFAT-NYA

KEUTAMAAN MEMPELAJARI NAMA-NAMA ALLAH DAN SHIFAT-SHIFAT-NYA

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah

MEMPELAJARI Nama-Nama dan Shifat-Shifat Allah dengan bersumber dari al-Qur’an al-‘Azhim dan Sunnah yang suci termasuk IBADAH kepada Allah yang paling besar

Karena hal itu akan membantunya untuk :
> mengagungkan Allah dan mensucikan-Nya,
> meminta (berdo’a) kepada Allah dengan Nama-Nama dan Shifat-Shifat-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] {وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا}[/sc_typo_arabic]

Hanya milik Allah saja-lah al-Asma’ul Husna (Nama-Nama Yang Indah), maka berdo’alah kalian dengan nama-nama tersebut.” (al-A’raf : 180)

Firman Allah ini menunjukkan bahwa disyari’atkan untuk kita MENGENAL (mempelajari) NAMA-NAMA ALLAH, supaya kita bisa berdo’a dengannya.

Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda,

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] «إن لله تسعة وتسعين اسما، من أحصاها دخل الجنة »[/sc_typo_arabic]

Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, barangsiapa yang menghitung (menghafal dan mengamalkan)nya niscaya dia masuk al-Jannah (surga).” (HR. al-Bukhari 7392, Muslim 2677)

Menunjukkan bahwa Dia (Allah) witr, cinta kepada witr (ganjil).

Hadits ini juga menunjukkan bahwa : Selayaknya bagi para ahli ilmu dan ahli iman untuk MEMPELAJARI NAMA-NAMA DAN SHIFAT-SHIFAT ALLAH, agar :
> dia bisa berdo’a kepada Allah dengan Nama-Nama-Nya,
> memuji dan menyanjung Allah dengan Nama-Nama-Nya,
> beramal dengan konsekuensi Nama-Nama-Nya, dan
> memperoleh al-Jannah (surga)

Demikianlah, selayaknya bagi seorang mukmin hendaknya dia BERILMU bahwa Allah Azza wa Jalla memiliki al-Asma al-Husna (Nama-Nama yang Indah), dan bahwa tidak ada yang serupa dengan-Nya, tidak ada yang setara dengan-Nya, dan tidak ada yang sebanding dengan-Nya.  Dia harus berilmu bahwa Allah adalah Maha Sempurna pada Dzat-Nya, Nama-Nama-Nya, Shifat-Shifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Allah tidak serupa dengan makhluk-makhluk-Nya, karena Allah berfirman :

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] {لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ}[/sc_typo_arabic]

Tidak ada yang sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (asy-Syura : 11)

Dia adalah “Ar-Rahman” yang memiliki rahmat, tidak sama dengan rahmat kita. Dia adalah “al-‘Aliy” yang memiliki sifat tinggi, tidak sama dengan sifat tinggi pada kita. Dia beristawa (tinggi, naik, tetap berada) di atas ‘Arsy, tidak sama dengan istiwa –nya makhluk. Allah “Rahim” (penyayang) tidak seperti sifat sayang yang ada pada kita. Dia marah, tidak seperti marahnya kita, dia tertawa tidak seperti tertawanya kita, dan seterusnya dari Shifat-Shifat-Nya Subhanahu wa Ta’ala.

Dipetik dari : Fatawa Nur ‘ala ad-Darb (tahqiq asy-Syuwai’ir) 101~102

Majmu’ah Manhajul Anbiya

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button