FiqihTanya Jawab

Disunnahkan Untuk MENGERASKAN Bacaan Dzikir Setelah Shalat Lima Waktu dan Setelah Shalat Jum’at Seusai Salam

Pertanyaan:
“Bagaimana hukum dzikir berjamaah setelah shalat dengan suara bersamaan sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang? Dan bagaimanakah tata cara yang disunnahkan, dzikir dikeraskan ataukah dipelankan?”

asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah menjawab :

Yang disunnahkan adalah MENGERASKAN suara ketika berdzikir setelah shalat lima waktu dan setelah shalat Jum’at seusai salam, berdasarkan hadits yang diriwayatkan di dalam as-Shahihain (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, pen) dari Ibnu ‘ Abbas –radhiyallahu ‘anhuma-:
“Sesungguhnya MENGERASKAN suara ketika berdzikir ketika jama’ah selesai menunaikan shalat wajib (setelah salam, pen) merupakan KEBIASAAN yang dilakukan di zaman Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.”

Ibnu ‘Abbas berkata :
“Dahulu aku bisa mengetahui bahwa mereka (para jama’ah shalat, pen) telah selesai mengerjakan shalat, apabila aku mendengarnya (mendengar suara dzikir yang dikeraskan setelah shalat, pen).
[ lihat Shahih al-Bukhari 841, Muslim 583, pen ]

Adapun melakukan dzikir secara berjama’ah, yakni setiap orang berusaha untuk bisa membaca dzikir bebarengan dengan yang lain dari awal sampai akhir, berusaha untuk mengikuti suaranya, maka tata cara yang seperti ini tidak ada asalnya, bahkan ini adalah BID’AH.

Yang disyariatkan adalah semuanya berdzikir kepada Allah tanpa ada niatan untuk mempertemukan/membarengkan suara dari awal sampai akhir.

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] السنة الجهر بالذكر عقب الصلوات الخمس وعقب صلاة الجمعة بعد التسليم[/sc_typo_arabic]

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] ما حكم الذكر الجماعي بعد الصلاة على وتيرة واحدة كما يفعله البعض وهل السنة الجهر بالذكر أو الإسرار؟[/sc_typo_arabic]

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] السنة الجهر بالذكر عقب الصلوات الخمس وعقب صلاة الجمعة بعد التسليم لما ثبت في الصحيحين عن ابن عباس رضي الله عنهما أن رفع الصوت بالذكر حين ينصرف الناس من المكتوبة كان على عهد النبي صلى الله عليه وسلم قال ابن عباس: (كنت أعلم إذا انصرفوا بذلك إذا سمعته) . أما كونه جماعيا بحيث يتحرى كل واحد نطق الآخر من أوله إلى آخره وتقليده في ذلك فهذا لا أصل له بل هو بدعة، وإنما المشروع أن يذكروا الله جميعاً بغير قصد لتلاقي الأصوات بدءا ونهاية.[/sc_typo_arabic]

Sumber:
http://www.binbaz.org.sa/mat/946

Majmu’ah Manhajul Anbiya
https://telegram.me/ManhajulAnbiya

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button