Fatawa

HARUSKAH MEMPERHATIKAN KAPAN MASUKNYA BULAN MUHARRAM?

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah

Tanya :

Kaum muslimin banyak yang berpuasa hari Asyura dan mereka bersiap diri untuk berpuasa pada hari tersebut, karena mendengar anjuran dan dorongan untuk melaksanakannya.

Namun kenapa umat tidak dianjurkan untuk memperhatikan Hilal bulan Muharram, supaya kaum muslimin mengetahuinya dengan adanya siaran atau disebarkan lewat media-media massa? “

Jawab :

“Shaum (Puasa) hari Asyura adalah sunnah, sangat disukai berpuasa pada hari itu. Nabi shallallahu alaihi wa sallam berpuasa pada hari itu, demikian juga para shahabat, dan sebelum itu Nabi Musa alaihis salam juga berpuasa padanya dalam rangka bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla. …..

Adapun memperhatikan penentuan kapan malam Asyura, maka ini adalah perkara yang TIDAK HARUS. Karena puasa Asyura adalah nafilah, bukan fardhu. Sehingga tidak harus ada ajakan untuk memperhatikan Hilal.

Karena seorang mukmin kalaupun dia salah (dalam menentukannya), sehingga dia berpuasa sehari setelahnya atau sehari sebelumnya, maka itu tidak mengapa. Dia tetap mendapat pahala besar.

Oleh karena itu TIDAK WAJIB memperhatikan kapan masuknya bulan (Muharram) dalam rangka itu (Asyura), karena itu merupakan ibadah nafilah saja.

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] السؤال : يصوم كثير من المسلمين يوم عاشوراء ويهتمون بصيامه لما يسمعونه من الدعاة في الحث عليه والترغيب فيه، فلماذا لا يوجه الناس لتحري هلال محرم حتى يعرف المسلمون ذلك بعد إذاعته أو نشره في وسائل الإعلام؟[/sc_typo_arabic]

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] الجواب : صيام يوم عاشوراء سنة يستحب صيامه؛ صامه النبي صلى الله عليه وسلم وصامه الصحابة وصامه موسى قبل ذلك شكراً لله عز وجل؛ …..[/sc_typo_arabic]

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”]  أما تحري ليلة عاشوراء فهذا أمر ليس باللازم؛ لأنه نفل ليس بالفريضة، فلا يلزم الدعوة إلى تحري الهلال؛ لأن المؤمن لو أخطأه فصام بعده يوماً وقبله يوماً لا يضره ذلك، وهو على أجر عظيم. ولهذا لا يجب الاعتناء بدخول الشهر من أجل ذلك؛ لأنه نافلة فقط. [/sc_typo_arabic]

(dinukil dengan ada yang diringkas dari http://www.binbaz.org.sa/node/615 )

Majmu’ah Manhajul Anbiya

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button