Aqidah

Sudah Benarkah Keimanan Kita Kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (Bag. 4)

Dalil Inderawi

Dalil keempat yang menunjukan bahwa Allah Ta’ala ada adalah dalil inderawi. Dalil ini bisa dilihat dari dua perkara.

  • Pertama, kita mendengar dan menyaksikan dikabulkannya do’a ketika seseorang berdoa kepada Allah Ta’ala.
    Juga diselamatkannya seseorang yang meminta tolong kepada Allah ketika ditimpa marabahaya yang mengancam jiwanya.
    Hal ini merupakan dalil yang kuat yang menunjukan adanya Allah.
    Allah Ta’ala berfirman mengisahkan Nabi Nuh ‘alaihis salam ketika berdoa dan Allah pun mengabulkannya :

وَنُوحًا إِذْ نَادَىٰ مِن قَبْلُ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ

“Dan (ingatlah) kisah Nabi Nuh, ketika sebelumnya ia berdoa, kemudian kami memperkenankannya, kemudian kami menyelamatkannya dan keluarganya yang beriman dari bencana besar.”
(Al-Anbiya: 76)

Juga kisah yang disebutkan dalam sebuah hadits shahih yang terdapat dalam Kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, di mana seorang arab badui (pedalaman) yang mengalami kekeringan yang dahsyat, ketika itu meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang berkhutbah agar beliau berdoa kepada Allah Ta’ala untuk menurunkan hujan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdo’a kepada Allah. Kemudian sebelum beliau turun dari mimbar, Allah Ta’ala menurunkan hujan.

Dikabulkannya do’a merupakan perkara yang terus menerus kita saksikan sampai hari ini bagi orang yang bersungguh-sungguh meminta kepada Allah Ta’ala dan ia memenuhi syarat-syarat diijabahnya do’a.

  • Kedua, bahwasanya manusia menyaksikan atau mendengar tentang mukjizat- mukjizat yang Allah Ta’ala berikan kepada para Nabi.
    Semua itu merupakan bukti yang pasti atas keberadaan Sang Pengutus para nabi yaitu Allah Ta’ala. Karena mukjizat adalah sesuatu yang keluar dari kebiasaan yang berlaku pada manusia. Allah Ta’ala menjadikan mukjizat tersebut untuk menguatkan dan menolong Rasul-Rasul Nya.

Di antara mukjizat tersebut adalah apa yang dialami oleh Nabi Musa ‘alaihis salam sebagaimana yang Allah Ta’ala kisahkan dalam Firman-Nya :

فَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضْرِب بِّعَصَاكَ ٱلْبَحْرَ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍۢ كَٱلطَّوْدِ ٱلْعَظِيمِ

“Lalu Kami wahyukan kepada Musa, ‘Pukullah lautan itu dengan tongkatmu!’ Maka Nabi Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. Maka terbelahlah lautan itu (membentuk dua belas jalan) tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar ” (Asy-Syu’ara: 63)

???? Sumber rujukan:
Kitab Syarah Tsalatsah al-Ushul, karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah , terbitan Daar Adhwa’ as-Sunnah hal 61.

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button