Fiqih

DZIKIR DAN DOA SETELAH SHALAT, DIUCAPKAN SETELAH SALAM ATAUKAH SEBELUM SALAM?

? Merupakan suatu kepastian, bahwa hadits-hadits yang shahih dari Rasululullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam maka tidak boleh diragukan lagi kebenarannya. Namun terkadang seorang yang membaca sebuah hadits mendapati kesan masih samar (kurang jelas) dalam makna kandungannya ketika hendak mengamalkannya dalam praktek amaliah ibadahnya sehari-hari, terlebih lagi dalam permasalahan yang para ulama sendiri berbeda pendapat dalam penerapannya. Hal ini bisa disebabkan kejahilan (kebodohan) seseorang terhadap agama, atau karena dia kurang luas dalam membaca atau menelaah dalil-dalil agama dan penjelasan para ulama tentangnya.

? Di antara perkara yang terkadang masih tersamar pada seseorang adalah tentang doa atau dzikir setelah shalat, apakah dibaca sebelum salam ataukah setelah salam?

? Inti permasalahan terletak pada lafazh “dubura kulli shalat” (artinya: ujung setiap shalat).

✅ Salah satunya hadits yang diriwayatkan dari shahabat Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu sebagaimana berikut:
bahwasannya Rasulullahu shallallahu alaihi wasallam berpesan kepadanya:


أوصيك يا معاذ : لا تدعن دُبر كل صلاة أن تقول: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ (رواه أحمد وأبو داود والنسائي)

“Aku wasiatkan kepadamu wahai Mu’adz: Janganlah sekali-kali engkau tinggalkan pada ujung setiap shalat untuk engkau mengucapkan (doa): Ya Allah tolonglah aku agar aku senantiasa berdzikir, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan an-Nasa’i).

? Dalam hadits di atas (dan yang selainnya) disebutkan bahwa doa-doa tersebut diucapkan pada “dubura kulli shalat” (artinya: ujung setiap shalat).

▪️ Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat bahwa doa tersebut dibaca setelah salam.

▪️ Namun sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa doa tersebut dibaca sebelum salam. Karena yang tampak dari dalil-dalil Al-Quran dan As-Sunnah menunjukkan bahwa makna “dubura kulli shalat” jika kaitannya dengan doa maka itu dibaca sebelum salam, adapun jika kaitannya dengan dzikir maka dibaca setelah salam.

? Pendapat inilah yang disebutkan oleh Asy-Syaikh lbnu Utsaimin dalam fatwanya berikut ini:


والمرجَّح أن ما كان ذكرا فالمراد بالدبر فيه ما بعد الصلاة، وما كان دعاءًا فالمراد بالدبر فيه ما كان في آخر الصلاة،والقرينة التي ترجح ذلك أن الذكر أمر الله به بعد الصلاة فقال: وإذا قضيتم الصلاة فاذكروا الله [النساء:۱۰۳)، فيكون كل ذکر قید بدبر الصلاة يكون بعدها، وأما الدعاء فإننا نرجح أن دبر الصلاة فيه آخرها وذلك لقول النبي صلى الله عليه وسلم في حديث ابن مسعود رضي الله عنه: ثم ليختير من الدعاء أعجبه إليه. (فتح ذي الجلال والإكرام ج٣ ص٥٠٩ ٥١٠)

“Maka yang dirajihkan (pendapat yang dikuatkan), jika perkara tersebut merupakan sebuah dzikir maka yang dimaksud “dubura kulli shalat” adalah waktu setelah (salam) shalat.

Adapun jika merupakan sebuah doa maka yang dimaksud “dubura kulli shalat” adalah waktu di akhir shalat (yaitu sebelum salam,pent).

Indikator yang memperkuat pendapat ini adalah bahwa berdzikir Allah perintahkan ketika setelah (usai) shalat, sebagaimana dalam firman-Nya (artinya), “Jika kalian telah selesai menunaikan shalat maka berdzikirlah kepada Allah.” (QS An-Nisaa’: 103).

Maka setiap dzikir yang penyebutannya (dalam hadits) dibatasi dengan lafazh “dubur shalat” maka itu diucapkan setelah (usai) shalat.

Adapun doa, maka sungguh kami merajihkan (menguatkan) bahwa yang dimaksud dengan “dubur shalat” adalah di akhir (ujung) shalat (yakni sebelum salam). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu (yakni tentang doa tasyahud akhir, pen) bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “… maka kemudian hendaklah dia memilih doa yang paling dia inginkan.” (doa di sini terletak sebelum salam, pen)
(lihat Fath Dzi al-Jalal wa al-Ikram, III/509-510).

? Di antara ulama yang berpendapat dengan pendapat ini:
– Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah,
– lbnul Qoyyim (Zadul Ma’ad jilid 1/295, jilid 2/264),
– Asy-Syaikh Bin Baz (Al-Majmu’ jilid 11/194),
dan yang lainnya.

والله أعلم بالصواب

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button