Fatawa

Nasehat Muhaddits Negeri Yaman, tentang Hormat Bendera dan Madaris Nizhamiyyah

Nasehat Muhaddits Negeri Yaman, tentang Hormat Bendera dan Madaris Nizhamiyyah

Asy-Syaikh al-‘Allamah al-Muhaddits Muqbil bin Hadi al-Wadi’i hafizhahullah

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”justify”] السؤال: ما حكم تحية العلم الموجودة في المدارس والعسكرية ؟[/sc_typo_arabic]

Pertanyaan :

Apa Hukum Hormat Bendera yang ada di Madaris dan Militer?

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”justify”] الإجابة:  تحية العلم تعتبر منكراً من المنكرات ، ويجب على المسئولين أن يغيروها ، ويجب على أهل العلم أن ينكروها ، فإنها تحية والتحية لله سبحانه وتعالى ، ثم أيضاً للمسلمين . [/sc_typo_arabic]

Jawab :

Hormat Bendera termasuk salah satu kemunkaran dari berbagai kemunkaran yang ada. Wajib atas para pejabat penanggung jawab untuk merubahnya. Wajib pula atas para ahlul ilmi untuk mengingkarinya. Karena itu merupakan bentuk penghormatan. Sementara penghormatan itu untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian juga untuk kaum muslimin.

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”justify”] وهذا تقليد لأعداء الإسلام لو أن أعداء الإسلام قالوا : ليس هناك تحية علم لرأيت أصحابنا يتنازلون عنها ، وأظنها لا تبلغ حد الشرك إﻻ أن يُعظم العلم حتى يكون بمنزلة الشريك لله عز وجل ، أو مساوٍ ، أو أعظم من الله عز وجل في نفوس الطلاب أو في نفوس الجنود فإنه يعتبر شريكاً لله عز وجل ، أما مجرد علم فهو فقط يعتبر منكراً يجب على الإخوة المسئولين ويجب على أهل العلم أن ينكمن هذا روه ويحذروا . [/sc_typo_arabic]

Ini (hormat bendera) juga termasuk perbuatan taqlid (membebek) kepada para musuh Islam. Kalau saja para musuh Islam itu mengatakan, “tidak ada hormat bendera”, niscaya kamu lihat teman-teman kita itu (yakni kaum muslimin yang membebek kepada para musuh Islam tersebut, pen) juga akan meninggalkannya.

Namun memandang perbuatan tersebut (hormat bendera) tidak sampai kepada kesyirikan. Kecuali apabila bendera tersebut diagungkan sampai menjadi seperti tandingan bagi Allah ‘Azza wa Jalla, atau sebanding dengan-Nya, atau bahkan lebih agung daripada Allah ‘Azza wa Jalla pada diri para murid atau pada diri para tentara, maka bendera itu termasuk menjadi tandingan untuk Allah ‘Azza wa Jalla.

Adapun apabila sekedar bendera biasa, maka itu teranggap sebagai kemunkaran. Yang wajib atas saudara-saudara pejabat penanggung jawab dan wajib pula atas para ahlul ilmi mengingkarinya dan memperingatkan darinya.

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”justify”] وأنا أنصح كل أخٍ في الله يقبل نصيحتي أنه لا يدخل في هذه العسكرية ولا هذه المدارس فإنه يلزم يأمور لا بد منها ، منها : القيام للضابط ، ومنها : التحية ، إلى غير ذلكم من الأمور ، وهكذا القيام للمدرس ، فالواجب على أهل العلم أن يتقوا الله وأن يعيدوا إلى المساجد ما بنيت له ، المساجد بنيت لذكر الله عز وجل ، والمساجد يجب أن يهتم بها ، وتعاد فيها الحلقات العلمية ، والدعوة إلى الله عز وجل ، ودروس العلم .[/sc_typo_arabic]

Aku nasehatkan kepada setiap saudara fillah, yang mau menerima nasehatku, agar jangan masuk ke dalam ketentaraan/militer, dan jangan pula masuk ke madaris (nizhamiyyah). Karena itu berkonsekuensi berbagai perkara yang tidak bisa tidak, di antaranya berdiri untuk perwira (atasan/komandan), di antaranya pula hormat bendera, dan berbagai kemunkaran lainnya. Demikian pula berdiri untuk (menghormati) guru.

Maka wajib atas para ahli ilmu untuk bertaqwa kepada Allah. Hendaknya mereka kembali ke masjid-masjid, sesuai dengan tujuan dibangunnya masjid. Masjid-masjid itu dibangun untuk mengingat Allah ‘Azza wa Jalla. Wajib untuk mementingkan masjid-masjid. Halaqah-halaqah ilmiyyah, dakwah ke jalan Allah, dan pelajaran-pelajaran ilmu wajib dikembalikan ke masjid-masjid tersebut.

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”justify”] كم لهذه المدارس ! ، وكم لهذه الجامعات ! ، وكم لهذه المعسكرات ! ، فأين النتائج يا إخواننا ؟! ، فالله المستعان الله المستعان .[/sc_typo_arabic]

Berapa banyak madaris-madaris tersebut! berapa banyak universitas-universitas tersebut! berapa banyak markas-markas militer! Mana hasil wahai saudara-saudaraku. Allahul Musta’an, Allahul Musta’an

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”justify”] نحن آيسون فليبلغ الشاهد الغائب ؛ آيسون أن تخرج هذه المداس ، والجامعات مثل : الحافظ ابن حجر ، والحافظ ابن القيم ، وهكذا مثل محمد بن علي الشوكاني ، وهكذا يا إخواننا .[/sc_typo_arabic]

Kita sangat pesimisi – hendaknya yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir – kami sangat pesimis, akan muncul dari madaris atau universitas-universitas tersebut, orang-orang semisal : al-Hafizh ibnu Hajar, al-Hafizh Ibnul Qayyim, demikian pula semisal Muhammad bin ‘Ali asy-Syaukani, dan seterus wahai saudara-saudaraku.

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”justify”] فعلينا أن نتقي الله في أنفسنا ، وأن نتقي الله في أبناءنا ، فإن الرسول – صلى الله عليه وعلى آله وسلم – يقول كما في الصحيحين : ” كل مولود يولد على الفطرة ؛ فأبواه يهودانه ، أو ينصرانه ، أو يمجسانه ” ، إذا كنت تعلم ولدك أنه يأكل بيمينه ويرى الاستاذ يأكل ويشرب بشماله ، تعلم ولدك أن السباب حرام وما تدري إلا وهو يسمع من الاستاذ السباب والشتائم ، تعلم ولدك العقيدة الحقة أن الرحمن على العرش أستوى فإذا الاستاذ يقول : الله في كل مكان ، بل أقبح من هذا ربما يكون الاستاذ شيوعياً أو بعثياً ، والحمد لله قد استيقظ الشباب وقد أصبحوا نابهين ، وما بقي إلا أهل العلم يجب عليهم أن يتقوا الله ، وأن يجلسوا في المساجد من أجل أن يتخرج حفاظ لكتاب الله ، وحفاظٌ لسنة رسول الله – صلى الله عليه وعلى آله وسلم – ، ويتخرج رجال فيهم خشونه ، ويقتدون برسول الله – صلى الله عليه وعلى آله وسلم – ، ويقتدرون على مواجهة الأعداء . [/sc_typo_arabic]

Maka wajib atas kita untuk bertaqwa kepada Allah terkait dengan urusan diri kita sendiri, dan bertaqwa kepada Allah terkait urusan anak-anak kita. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda – sebagaimana dalam ash-Shahihain (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, pen), “Setiap anak yang dilahirkan itu terlahir di atas fitrah. Maka kedua orang tua-nyalah yang menjadikannya (anak tersebut) sebagai Yahudi, atau sebagai nashrani, atau sebagai majusi.”

Apabila kamu mengajari anakmu untuk makan dengan tangan kanan, namun ternyata si anak tersebut melihat ustadznya makan dan minum dengan tangan kiri; kamu mengajarkan kepada anakmu bahwa mencela itu haram, ternyata anakmu mendengar dari ustadznya celaan dan cacian. Kamu mengajarkan kepada anakmu aqidah yang benar, bahwa ar-Rahman beristiwa di atas ‘Arsy, namun ternyata ustadz mengatakan bahwa Allah berada di semua tempat (di mana-mana). Bahkan lebih para dari ini, sang ustadz bisa jadi seorang komunis, atau penganut idelogi ba’tsi (partai komunis).

Alhamdulillah, para pemuda telah bangkit, telah menyadari bahaya ini. Tidak tersisa kecuali para ahlul ilmi. Wajib atas mereka (para ahlul ilmi) untuk bertaqwa kepada Allah. Hendaknya mereka duduk (mengajar) di masjid-masjid. Agar bisa melulusan para penghafal Kitabullah (al-Qur`an). Para penghafal Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meluluskan para tokoh yang memiliki keteguhan hati, bertauladan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mampu menghadapi para musuh.

Dari kaset (as-ilah wa ajwibah 10)

Dengar audio di sini

http://www.muqbel.net/fatwa.php?fatwa_id=4021

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button