Fiqih

Hadits-Hadits DHA’IF (Lemah) dan MAUDHU’ (Palsu) terkait bulan Rajab

Hadits-Hadits DHA’IF (Lemah) dan MAUDHU’ (Palsu) terkait bulan Rajab

Bagian 1

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-’Asqalani rahimahullah berkata:
“Adapun hadits-hadits yang menyebutkan tentang keutamaan bulan Rajab, keutamaan berpuasa Rajab, atau keutamaan berpuasa beberapa hari pada bulan tersebut, maka terbagi menjadi dua:

1 hadits-haditsnya maudhu’ (palsu), dan
2 hadits-haditsnya dha’if (lemah)

(yakni tidak ada satupun yang shahih, pent).”
Beliau juga berkata:
“Tidak ada satu hadits shahih pun yang bisa dijadikan hujjah tentang keutamaan bulan Rajab, berpuasa Rajab, berpuasa di hari-hari tertentu bulan Rajab, maupun keutamaan shalat malam pada bulan tersebut.” [Tabyiinul ‘Ajab bi maa Warada Fii Fadhli Rajab]

unduh kitab “TABYIINU AL-‘AJAB bi maa Warada fi Fadhli Rajab” karya al-Hafizh Ibnu Hajar| PDF http://goo.gl/LzHbGJ

Berikut ini beberapa hadits lemah dan palsu terkait bulan Rajab yang sudah tersebar di tengah-tengah umat. Sengaja kami sebutkan agar kita semua mengetahui hadits-hadits tersebut, sehingga TIDAK MENJADIKANNYA SEBAGAI SANDARAN DALAM BERAMAL, apalagi menisbatkannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diriwayatkan bahwa,

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] كَانَ النّبِي صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ رَجَب قال : اللّهُمّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ.[/sc_typo_arabic]

“Adalah Nabi ketika memasuki bulan Rajab, beliau berdo’a:

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] اللّهُمّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ[/sc_typo_arabic]

“Ya Allah, limpahkanlah barakah pada kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.” [(HR. Ahmad dan ath-Thabarani) HADITS DHA’IF]

Hadits ini adalah hadits yang Dha’if (lemah). Pada rangkaian sanad hadits ini, ada seorang perawi yang bernama ZA’IDAH BIN ABI AR-RUQAD. Dia adalah “SEORANG YANG MUNKARUL HADITS.” Sebagaimana dinyatakan oleh al-Imam al-Bukhari, al-Imam an-Nasa’i, al-Hafizh Ibnu Hajar, dan para ‘ulama ahli hadits yang lainnya. an-Nawawi rahimahullah juga menyatakan, bahwa pada sanad hadits tersebut terdapat kelemahan. (al-Adzkar hal. 189)

Majmu’ah Manhajul Anbiya

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button