Fawaid

NASEHAT PERPISAHAN

*Asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim _rahimahullah_ berkata:*

Sesungguhnya merupakan karunia Allah terbesar adalah:

Bisa menepati waktu terkabulkan sebuah do’a. Padanya seorang hamba akan memohon _al-Jannah_ (surga) dan keselamatan dari _an-nar_ (neraka). Dengan itu, permohonan dia akan terkabulkan, sehingga dia akan berbahagia dengan kebahagiaan yang kekal abadi. Allah Ta’ala berfirman:

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] ِ(فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ)[/sc_typo_arabic]
[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] [آل عمران: 185].[/sc_typo_arabic]

_”Barang siapa diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung“_
Q.S. Al-‘Imran: 185.

Bukanlah orang yang berbahagia ketika kehidupan dunia telah membuatnya bahagia.. Orang yang berbahagia adalah siapa yang terselamatkan dari api neraka

*Wahai segenap hamba Allah..*

Bulan Ramadhan sebentar lagi akan pergi meninggalkan kita, tidak lagi tersisa kecuali hanya hari-hari yang sedikit saja.

Siapa dari kalian telah membaikkan amalnya, maka sempurnakanlah. Siapa dari kalian masih kurang dalam beramal, maka akhiri/tutuplah bulan ini dengan kesudahan terbaik, karena nilai amalan adalah terdapat pada penutupannya.

Manfaatkanlah sisa waktu yang masih ada..
Berpisahlah dengannya dengan ucapan perhormatan yang paling suci dan selamat.

Hati orang-orang yang bertaqwa terhadap bulan ini sangat meridukan. Dengan kepergiannya mereka merintih merasakan kepedihan.

Jika ini merupakan bentuk kegelisahan hati orang yang telah sukses beruntung padanya, lalu bagaimana dengan orang yang merugi di sepanjang siang dan malamnya?!

Adakah manfaat dari isak tangis orang yang telah meremehkannya?!

Sungguh musibah yang menimpanya sangatlah besar. Besar pula bela sungkawanya

Betapa sering seorang yang terpuruk keadaannya dinasehati, namun dia enggan menerima nasehat tersebut.

Betapa seringnya dia diajak untuk memperbaiki diri, tetapi dia menolak tidak menyambut ajakan tersebut.

Betapa seringnya dia menyaksikan orang-orang terus melanjutkan perjalanannya, sementara dia jauh tertinggal dibelakang.

Betapa banyak sekelompok manusia yang melewatinya, sementara dia hanya duduk terdiam.

Hingga ketika waktu telah menghimpitnya..

Amarah (Allah) berhak atasnya..

Saat itulah, dia akan menyesali sikap meremehkannya..

Padahal saat itu, tidaklah lagi berarti rasa sebuah penyesalan..

Cercalah dirimu sendiri, jangan engkau cerca kendaraan tungganganmu..

Berakhirlah engkau dengan penuh kesedihan, tidak ada alasan lagi untukmu..

Bulan Ramadhan telah menemanimu dengan baik.

Air mata para pecinta kebaikan mengalir dengan derasnya..

Hati-hati mereka terbelah karena pedihnya rasa perpisahan..

Semoga saja sisa waktu sebelum perpisahan dapat memadamkan gejolak api kerinduan..

Semoga kesempatan untuk bertaubat dan melepaskan diri dari dosa dapat membenahi (hati) setiap kali dia kembali sobek terkoyak..

Semoga bagi siapa yang tertinggal dari jalannya orang-orang sukses dapat menyusul mereka..

Semoga para tawanan dosa dapat segera dimerdekalan..

Semoga setiap hamba yang telah divonis berhak mendapatkan siksaan segera terbebaskan..

Semoga semoga dan semoga sebelum tibanya waktu untuk berpisah..

Terhadap segala kebaikan yang kita harapkan terus kita tingkatkan..

Seorang yang telah remuk segera diobati, seorang yang bertaubat segera dikabulkan..

Seorang yang terjatuh dalam kesalahan segera dibebaskan darinya, seorang yang celaka segera menjadi seorang yang berbahagia..

Sumber:
_”Kitab Wazhaif Ramadhan Mulakh-khashah min Lathaif al-Ma’arif lisy-syaikh Zain ad-Din ‘Abdurrahman bin Rajab al-Hanbali rahimahullah ma’a Ziyadat asy-syaikh ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim rahimahullah_”. Hal: (234).

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button