Buletin Dakwah

Perintah Terbesar dan Larangan Terbesar

Buletin Dakwah Virtual | Manhajul Anbiya | Edisi 4

بسم الله الرحمن الرحيم

Perintah Terbesar dan Larangan Terbesar

Nabi Ibrahim adalah salah seorang nabi teragung dan termulia. Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengikuti millah (agama) Nabi Ibrahim . Allah Ta’ala berfirman,

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ النحل: ١٢٣

Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): ‘Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif (bertauhid, jauh dari kesyirikan dan kejelekan) dan dia bukanlah termasuk orang-orang musyrik (yang mempersekutukan Allah dalam ibadah)’.” (QS. an-Nahl: 123)

Hakekat Millah (agama) Nabi Ibrahim adalah : Beribadah kepada satu-satu-Nya dan memurnikan segala amal ibadah hanya kepada-Nya. Dengan inilah Allah memerintah segenap umat manusia bahkan menciptakan mereka untuk itu. Allah berfirman,

﴿وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِالبينة: ٥

Padahal mereka tidak diperintah kecuali supaya beribadah Allah dengan memurnikan amal ibadah hanya kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang hanif (jauh dari kesyirikan dan kejelekan), dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Bahkan ini merupakan agama sekaligus misi dakwah para rasul semuanya, sejak rasul pertama hingga rasul terakhir yang diutus oleh Allah ke muka bumi. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ الأنبياء: ٢٥

Tidaklah Kami mengutus sebelum engkau seorang rasulpun kecuali Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Aku. Maka beribadah kalian hanya kepada-Ku.” (QS. Al-Anbiya: 25)

Jadi, agama para rasul semuanya adalah: Tauhid, yaitu mengesakan Allah dalam ibadah, dan meninggalkan peribadatan kepada selain Allah apapun dan siapapun dia.

____________ *** ____________

Ketahuilah wahai para pembaca rahimakumullah

Bahwa perintah terbesar adalah perintah untuk bertauhid (mengesakan Allah dalam peribadahan). Sedangkan larangan terbesar adalah larangan berbuat syirik (menyekutukan-Nya dalam peribadan, atau di samping beribadah kepada Allah juga beribadah kepada selain-Nya). Inilah misi tersebar dakwah para rasul. Allah berfirman,

﴿وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًاالنساء: ٣٦

Beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (QS. An-Nisa’: 36)

Dalam ayat yang disebut sebagai ayat al-Huquq al-‘Asyrah (Sepuluh Hak) ini, Allah memerintahkan untuk memenuhi hak-Nya, yaitu Allah perintahkan beribadah kepada-Nya dan melarang menyekutukan-Nya. Perintah memenuhi hak-Nya dalam ayat ini sebelum perintah memenuhi hak pihak-pihak lainnya. Maka ini menunjukkan bahwa hak Allah adalah hak terbesar. Berarti menunjukkan pula bahwa Tauhid adalah perintah terbesar dan Syirik adalah larangan terbesar.

Dalam ayat ini pula Allah tidak mencukupkan perintah untuk beribadah kepada-Nya. Namun Allah iringi dengan larangan dari berbuat syirik (menyekutukan-Nya dalam peribadahan). Hal ini menunjukkan bahwa meninggalkan syirik merupakan syarat sahnya ibadah.

Ibadah tidaklah sah kecuali apabila disertai dengan tauhid (pemurnian ibadah), sebagaimana shalat tidaklah sah kecuali apabila disertai dengan thaharah (bersuci). Apabila kesyirikan masuk dalam ibadah, maka ibadah menjadi rusak. Sebagaimana hadats apabila mengenai thaharah, maka menjadi batal.

____________ *** ____________

Allah telah menegaskan bahwa Dia tidak mengampuni dosa syirik, sebagaimana dalam firman-Nya:

﴿إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ  النساء: ٤٨

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Allah mengampuni dosa yang di bawah (syirik) itu bagi siapa yang Allah kehendaki.” (QS an-Nisa: 48)

Apabila Allah tidak mengampuni dosa syirik (menyekutukan-Nya dalam peribadahan), menunjukkan bahwa syirik merupakan larangan terbesar. Yang berarti pula, lawannya yaitu tauhid merupakan perintah terbesar.

Nabi suatu ketika pernah ditanya, ‘Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?’ maka beliau menjawab:

«أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ»

Kamu menjadikan bagi Allah adanya tandingan (sekutu) padahal Dia menciptakanmu.” (HR. al-Bukhari 4477, Muslim 141).

Apabila syirik merupakan dosa terbesar, maka lawannya, yaitu tauhid, merupakan ketaatan terbesar.

____________ *** ____________

Dalam sejarah perjalanan dakwah Rasulullah , dakwah pertama kali yang beliau serukan adalah dakwah (ajakan) untuk bertauhid (memurnikan ibadah hanya kepada Allah) Perintah ini bertauhid ini sebelum perintah untuk melaksanakan shalat, zakat, puasa, haji, berbakti kepada orang tua, berjihad, dan berbagai ketaatan lainnya. Padahal tak diragukan bahwa amalan-amalan tersebut merupakan amal ketaatan yang sangat besar, namun ternyata perintah untuk bertauhid lebih didahulukan, maka ini menunjukkan bahwa tauhid lebih besar dan lebih utama dibandingkan itu semua. Demikan pula larangan pertama yang beliau serukan adalah larangan dari syirik. Larangan ini sebelum larangan dari memakan riba, berbuat zina, berjudi, meminum khamr, berjudi, membunuh jiwa tanpa hak, mengawini ibu kandung sendiri yang marak terjadi kala itu. Padahal tak diragukan bahwa perbuatan-perbuatan ini merupakan perbuatan kekejian dan kemungkaran yang sangat besar, namun ternyata syirik lebih keji dan lebih mungkar dibandingkan itu semua.

Nabi menegakkan dakwah tauhid dan larangan dari syirik ini selama 13 tahun berada di Makkah. Ini juga menunjukkan bahwa tauhid merupakan perintah terbesar, dan syirik merupakan larangan terbesar. Sekaligus menunjukkan bahwa dakwah tauhid dan larangan dari syirik merupakan prioritas utama dan pertama dakwah Nabi Muhammad , bahkan merupakan prioritas utama dan pertama dakwah para nabi dan rasul semuanya. Inilah manhaj (metode) dakwah para nabi dan rasul. Allah Ta’ala berfirman,

﴿وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ  النحل: ٣٦

Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat/bangsa seorang rasul (untuk menyerukan): ‘Beribadahlah kalian hanya kepada Allah dan jauhilah thaghut (segala sesuatu yang diibadahi selain Allah).(QS. An-Nahl: 36)

____________ *** ____________

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani (w. 852 H) rahimahullah mengatakan,

وَأَنَّ أَوَّلَ مَا نَزَلَ مِنَ الْقُرْآنِ الدُّعَاءُ إِلَى التَّوْحِيدِ وَالتَّبْشِيرُ لِلْمُؤْمِنِ وَالْمُطِيعِ بِالْجَنَّةِ وَلِلْكَافِرِ وَالْعَاصِي بِالنَّارِ فَلَمَّا اطْمَأَنَّتِ النُّفُوسُ عَلَى ذَلِكَ أُنْزِلَتِ الْأَحْكَامُ

Ayat-ayat yang pertama turun dari al-Qur’an adalah seruan/ajakan kepada Tauhid serta berita gembira berupa surga bagi orang yang taat dan neraka bagi orang kafir dan ahli maksiat. Ketika jiwa sudah tentram dengan itu, maka turunlah ayat-ayat tentang hukum-hukum syari’at.” (Fathul Bari 9/40)

Link unduh versi pdf:

Link unduh versi image:

04_PERINTAH DAN LARANGAN TERBESAR

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button