Buletin Dakwah

Tiga Pembahasan Penting Terkait Hikmah Penciptaan Manusia

Buletin Dakwah Virtual | Manhajul Anbiya | Edisi 3

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Ketahuilah, bahwa ada tiga pembahasan penting yang setiap muslim dan muslimah harus mengetahui dan mengamalkannya, karena menyangkut kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat.

Pertama: Wajib Menaati Rasulullah

Bahwa Allah telah menciptakan kita dan memberi rizki kita, tidaklah kemudian membiarkan kita begitu saja tanpa ada tujuan, tanpa ada aturan, serta tanpa perintah dan larangan. Allah berfirman,

﴿أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ١١٥﴾ المؤمنون: ١١٥

Apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian dengan sia-sia dan bahwa kalian tidak dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mukminun: 115)

Allah menciptakan jin dan manusia untuk suatu tujuan dan hikmah yang sangat besar, padanya terdapat kunci kebahagian dan keselamatan mereka. Yaitu agar mereka beribadah kepada Allah satu-satu-Nya. Allah berfirman,

﴿ وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ٥٦﴾ الذاريات: ٥٦

Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah hanya kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Karena itu Allah mengutus para nabi dan rasul. Untuk menjelaskan kepada umat manusia tujuan dan hikmah penciptaan, dan menunjukkan bagaimana pelaksanaan ibadah yang diridhai oleh Allah Ta’ala.

Barangsiapa menaati nabi dan rasul maka dia masuk surga, dan barangsiapa yang menentangnya maka dia masuk neraka. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ رَسُولًا﴿١٥﴾فَعَصَىٰ فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا﴿١٦﴾ المزمل: ١٥١٦

Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kalian seorang rasul (yakni Nabi Muhammad) sebagai saksi atas (amal-amal) kalian, sebagaimana telah Kami utus kepada Fir’aun seorang rasul (yaitu Nabi Musa). Ternyata Fir’aun menentang rasul tersebut, maka kami siksa dengan adzab yang sangat pedih.” (QS. Al-Muzzammil: 15-16)

Barangsiapa yang menentang rasul, sebagaimana Fir’aun telah menentang rasul yang diutus kepadanya – padahal Rasul tersebut menyerunya ke jalan Allah, memerintahkan untuk bertauhid – maka dia akan mendapat adzab yang sangat pedih sebagaimana Fir’aun mendapatkan adzab yang sangat pedih dari-Nya. (lihat Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir as-Sa’di).

Nabi bersabda,

«كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى»، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: «مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى»

Setiap umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan (tidak mau).” Para shahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?’ Beliau menjawab, “Barangsiapa menaatiku maka dia masuk surga. Barangsiapa yang menentangku maka dia telah enggan (tidak mau).” (HR. al-Bukhari 7280)

Maka wajib menaati Rasulullah yang telah diutus kepada kita. Karena kita tidak akan tahu bagaimana ibadah yang benar kepada Allah kecuali melalui penjelasan Rasulullah .

_________ * * * __________

Kedua: Allah Tidak Ridha Jika Disekutukan

Apabila kita telah tahu bahwa Allah menciptakan kita agar kita beribadah kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa Allah tidak ridha jika disekutukan dalam peribadahan kepada-Nya dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang nabi yang diutus maupun dengan malaikat yang dekat disisi-Nya, apalagi dengan makhluk lainnya yang keutamaannya di bawah nabi dan malaikat. Karena ibadah adalah hak Allah semata, tidak ada selain-Nya yang berhak untuk diibadahi. Allah Ta’ala berfirman,

﴿ إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ ۖ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ الزمر: ٧

Jika kalian kafir maka Allah tidak butuh terhadap kalian. Allah tidak ridha untuk hamba-Nya kekufuran. Jika kalian bersyukur maka Dia ridha terhadap kalian.” (QS. Az-Zumar: 7)

Allah tidak ridha jika hamba-Nya berbuat kekufuran dan kesyirikan (menyekutukan Allah dalam peribadahan). Sebaliknya, Allah ridha jika hamba-Nya bersyukur kepada-Nya dalam bentuk beriman, mentauhidkan (mengesakan) dan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya.

Maka wajib beribadah kepada Allah satu-satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. Dalam bentuk shalat, zakat, puasa, haji, do’a, tawakkal, istighatsah, dan berbagai macam ibadah lainnya, ditujukan hanya kepada Allah, tidak boleh ditujukan kepada selain-Nya. Karena Allah sajalah yang berhak diibadahi. Allah berfirman,

﴿ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ الإسراء: ٢٣

Allah telah memerintahkan bahwa janganlah kalian beribadah kecuali kepada-Nya.” (QS. al-Isra’: 23)

_________ * * * __________

Ketiga: Konsekuensi Menaati Rasul dan Mentauhidkan Allah

Barangsiapa yang telah menaati Rasulullah dan memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah (mentauhidkan Allah), maka dia tidak boleh mencintai dan menyayangi orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya walaupun orang-orang itu karib kerabatnya yang paling dekat. Allah Ta’ala berfirman,

﴿لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ المجادلة: ٢٢

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Dan Allah masukan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap-Nya. Mereka itulah hizbullah (golongan Allah). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS. Al-Mujadilah:22)

Tidak akan ada seorang hamba yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir secara hakiki, kecuali pasti dia akan mengamalkan konsekuensinya, yaitu: mencintai dan setia kepada orang-orang beriman; serta membenci dan memusuhi orang-orang yang tidak beriman dan memusuhi Allah dan Rasul-Nya, walaupun orang-orang tersebut masih karib kerabatnya sendiri.

Barangsiapa mengamalkan konsekuensi ini, maka Allah benar-benar menuliskan dan menanamkan iman dalam hatinya, sehingga menjadi semakin kuat dan kokoh. Juga Allah kuatkan dia dengan pertolongan-Nya, serta Allah berikan untuknya kehidupan yang baik di dunia ini dan surga penuh kenikmatan di negeri yang kekal di akhirat kelak. (lihat Tafsir as-Sa’di)

Link unduh versi pdf:

Link unduh versi image:

03_3 PEMBAHASAN PENTING

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button